Sains Baru: Implan pada Otak Adalah Solusi Baik untuk Epilepsi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 5 September 2021 | 19:00 WIB
Ilustrasi otak yang diberikan implan teknologi untuk mengentaskan sakit epilepsi. (ipopba/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Epilepsi adalah gangguan pada otak yang menyebabkan kejang. Mengutip dari laman RS Panti Rapih Yogyakarta, data penderita epilepsi di Indonesia masih terbatas. Diperkirakan ada 1,5 juta orang dengan prevalensi 0,5-0,6 persen dari penduduk Indonesia, berdasarkan hitungan data penyakit epilepsi global di negara-negara berkembang.

Yang paling dikhawatirkan dalam bidang kesehatan adalah epilepsi refrakter, yakni ketika epilepsi bisa kambuh, meski sudah diberikan kadar terapi pengobatan. Maka, para ilmuwan terus mencari cara, dari mencegah gejala hingga menghentikan kejang mulai dari pengembangangan obat hingga penggunaan teknologi.

Terbaru, para peneliti dari dalam jurnal AJOB Neuroscience mengungkap, perkembangan implan otak generasi berikutnya adalah jawaban yang tepat. Implan pada otak ternyata tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya, yakni tidak akan menyebabkan perubahan pada kepribadian atau persepsi diri pasien.

Baca Juga: Kandungan CBD Pada Ganja Bantu Obati Epilepsi

Artikel itu berjudul Closed-Loop Neuromodulation and Self-Perception in Clinical Treatment of Refractory Epilepsy, yang terbit Kamis (2 September 2021). Para peneliti mengungkap, temuan ini dapat membantu meringankan beberapa kekhawatiran etis dalam stimulasi otak lingkar tertutup (closed loop).

Padahal sebelumnya, secara teori dapat memiliki efek yang tidak diinginkan pada perasaan diri atau kepribadian seseorang.

"Perangkat perangsang (stimulasi) otak generasi berikutnya dapat memodulasi aktivitas otak tanpa campur tangan manusia, yang menimbulkan pertanyaan etika dan kebijakan baru," ujar Tobias Haeusermann, penulis utama studi dari University of California.

"Namun sementara ada banyak spekulasi tentang konsekuensi potensial dari perawatan inovatif ini, saat ini sangat sedikit yang diketahui tentang pengalaman pasien dari perangkat apa pun yang disetujui untuk penggunaan klinis," tambahnya, mengutip dari Eurekalert.

Masalah implan otak ini lebih mendesak, ujar Haeusermann, lantaran beberapa perawatan serupa saat ini masih dikembangkan untuk beberapa kondisi neurologis dan kejiwaan, seperti depresi, nyeri kronis kecemasan, alzheimer, dan strok. Pemahaman yang optimal pada sakit itu penting untuk menawarkan cara perawatan baru yang efektif dan melemahkan penyakitnya.

Baca Juga: Ragam Bentuk Meditasi dan Khasiatnya Bagi Kesehatan Jiwa dan Raga

Haesermann menulis, sistem stimulasi otak lingkar tertutup dapat memantau dan memecahkan kode aktivitas pada otak kita. Kemudian secara otomatis, dapat menyesuaikan pengobatan yang disampaikan sinyal listrik, berdasarkan algoritma perangkat lunak internal.

Perangkat implan ini dapat memberikan perawatan yang lebih tepat dan lebih personal daripada sistem open loop, yang telah digunakan selama beberapa dekade untuk terapi pengobatan parkinson, dan kondisi lainnya. Cara lama itu menerapkan stimulasi yang telah diprogram terlebih dahulu sebelum diberikan pada area otak yang ditentukan.