Sains Baru: Implan pada Otak Adalah Solusi Baik untuk Epilepsi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 5 September 2021 | 19:00 WIB
Ilustrasi otak yang diberikan implan teknologi untuk mengentaskan sakit epilepsi. (ipopba/Getty Images/iStockphoto)

Perbedaan kinerja implan otak dengan metode open-loop (kiri) dan closed-loop atau lingkar tertutup (kanan) pada perawatan epilepsi. (Tobias Haeusermann et al)

Pengobatan konvensional pada epilepsi banyak diterapkan lewat operasi otak. Meski membantu, para peneliti menulis, bahwa tidak semua pasien akan cocok dengan cara itu.

Pada 2013, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyetujui sistem stimulasi otak lingkar tertutup untuk mengobati epilepsi refrakter. Para peneliti dapat meneliti secara etnografi pada 12 pasien, dan pengasuh keluarganya selama dua tahun berturut-turut tentang pengalaman tentang implan gaya baru ini.

"Kami menemukan bahwa implan otak tidak mengubah rasa diri atau kepribadian pasien. Baik implantasi jangka panjang perangkat elektronik di otak mereka, maupun stimulasi listrik untuk memodulasi fungsi otak mereka, tidak menyebabkan perubahan persepsi diri merekaatau persepsi pasien oleh anggota keluarga dan orang lain di sekitar mereka," papar Haeusermann.

Baca Juga: Perubahan Iklim Dapat Memengaruhi Ukuran Tubuh dan Otak Kita

"Ini adalah berita yang meyakinkan bagi lebih dari 3.000 pasien dengan epilepsi refrakter yang ditanamkan dengan perangkat ini hingga saat ini—serta banyak orang lain yang mungkin mempertimbangkan perawatan ini sebagai cara untuk mencegah kejang mereka di masa mendatang."

Implan perangkat stimulan pada otak pada generasi berikutnya diyakini dapat merekam, menyimpan, dan menampilkan data kondisi otak, yang tentunya dapat menawarkan cara baru bagi pasien untuk memahami penyakit mereka. Haeusermann dan tim berpendapat, pengobatan seperti ini harus didukung teknologi, dan orang yang lain di sekitarnya yang memiliki penyakit di otak.

"Sementara pasien umumnya menghargai kesempatan untuk melihat data yang dikumpulkan oleh perangkat ini, prosesnya juga dapat menciptakan ketidaktentuan," dia berpendapat. "Dalam hasil yang tampak sebagai catatan objektif terkait penyakit, mereka dapat menafsirkannya sebagai laporan pasien sendiri."

Hauserman menekankan, pengamatan seperti ini perlu hati-hati dalam mempertimbangkan bagaimana pasien akan membuat makna dari data yang dikumpulkan, disimpan, dan diterjemahkan oleh perangkat ini.

"Pilihan desain seperti antarmuka pengguna, opsi untuk penggunaan dan portabilitas data, dan tingkat interaksi yang diantisipasi dengan dokter, mungkin memiliki efek yang tidak diinginkan pada bagaimana pasien memahami otak dan kondisi otak mereka,” ujarnya.

Kendati implan otak hanya memberikan gambaran kondisi otak pada pasien epilepsi, ternyata tidak memiliki banyak fungsi yang canggih, sehingga diharapkan pengembangan perangkat di masa depan bisa lebih baik.

Namun setidaknya, dapat membuat sistem yang merancang para dokter untuk memberikan efek khusus pada kepribadian dan perilaku pasien secara terprogram untuk mengobati gangguan kejiwaan, tulis para peneliti.

Baca Juga: Sepasang Mata Tumbuh dari 'Otak Mini' yang Diciptakan di Laboratorium