Nationalgeographic.co.id—Sebenarnya, masih banyak yang belum kita ketahui tentang galaksi kita yaitu Bima Sakti. Galaksi kita ini selain memiliki banyak bintang-bintang masif yang ditemukan pada bagian pusat galaksi, ia juga ternyata memiliki banyak planet-planet dingin yang hampir kesemuanya belum bisa dideteksi oleh para ilmuwan dikarenakan keterbatasan jarak.
Keberadaan planet-planet dingin yang ada di dalamnya ini menjadi topik utama dalam studi terbaru para ilmuwan. Planet-planet ini sebelumnya diduga oleh ilmuwan terpengaruh pada jarak dari pusat galaksi. Dikarenakan lebar galaksi yang hampir 100.000 tahun cahaya menyebabkan para ilmuwan kesulitan dalam menentukan distribusi planet ini pada galaksi kita.
Untuk mendukung penelitian baru mereka, para ilmuwan melakukan teknik pelensaan mikro gravitasi. Teknik ini adalah satu-satunya teknik yang dapat membantu ilmuwan dalam mempelajari distribusi planet galaksi. Mereka menggabungkan pemodelan dan pengamatan agar dapat menyimpulkan distribusi planet dingin di Bima Sakti.
Seperti yang sudah diketahui bahwa teknik pelensaan mikro ini merupakan metode yang mampu menemukan planet pada jarak yang sangat jauh dari Bumi. Sementara pencarian kecepatan radial mencari planet di lingkungan galaksi terdekat kita hingga 100 tahun cahaya dari Bumi, dan fotometri transit berpotensi mendeteksi planet pada jarak ratusan tahun cahaya dari Bumi, dengan menggunakan lensa mikro ini dapat menemukan planet yang mengorbit bintang di dekat pusat galaksi yang bahkan ribuan tahun cahaya jauhnya.
Para peneliti yang dipimpin oleh Universitas Osaka dan NASA ini menemukan bahwa distribusi planet dingin di Bima Sakti tidak terlalu bergantung pada jarak dari pusat galaksi. Temuan mereka ini telah diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters pada 26 Agustus 2021 dengan judul No Large Dependence of Planet Frequency on Galactocentric Distance.
Pengamatan yang didasarkan pada fenomena yang disebut pelensaan mikro gravitasi ini adalah di mana benda-benda seperti planet dapat bertindak sebagai lensa, ia dapat membengkokkan dan memperbesar cahaya dari bintang-bintang yang letaknya sangat jauh. Efek ini bisa juga digunakan untuk mendeteksi planet dingin yang mirip dengan Jupiter dan Neptunus di seluruh Bima Sakti, mulai dari piringannya hingga sampai ke bagian tonjolan galaksi, atau wilayah pusat Bima Sakti.
Baca Juga: Astronom Menemukan Asal Usul Galaksi Kerdil Penyendiri yang Langka
Dilansir dari Tech Explorist, Daisuke Suzuki, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan, “Pelensaan mikro gravitasi saat ini menyediakan satu-satunya cara untuk menyelidiki distribusi planet di Bima Sakti.”
Ia melanjutkan, “Tapi sampai sekarang, sedikit yang diketahui terutama karena kesulitan dalam mengukur jarak ke planet yang lebih dari 10.000 tahun cahaya dari Matahari."
Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti mempertimbangkan distribusi kuantitas yang menunjukkan gerakan relatif lensa dan sumber cahaya jauh dalam lensa mikro planet. Dengan cara membandingkan distribusi yang diamati dalam peristiwa pelensaan mikro tersebut yang diprediksi oleh model galaksi, maka tim peneliti dapat menyimpulkan distribusi planet di Bima Sakti.
Hasilnya diperoleh bahwa distribusi planet tidak selalu bergantung pada jarak dari pusat galaksi. Bahkan sepertinya planet dingin tersebut yang mengorbit jauh dari bintangnya tampak umum di Bima Sakti. Termasuk juga di wilayah tonjolannya yang memiliki lingkungan berbeda dari lingkungan matahari.
Baca Juga: Bukan Biru Ataupun Hitam, Inilah Warna Rata-Rata Alam Semesta
Penulis utama studi, Naoki Koshimoto mengatakan, “Bintang-bintang yang ada di wilayah tonjolan lebih tua dan terletak lebih dekat satu sama lain daripada bintang-bintang di lingkungan matahari.”
Ia menambahkan, “Temuan kami bahwa planet berada di kedua lingkungan bintang ini dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana planet terbentuk dan sejarah pembentukan planet di Bima Sakti.”
Menurut para peneliti, langkah yang bisa diambil selanjutnya yaitu penggabungan hasil studi ini dengan pengukuran paralaks lensa mikro atau kecerahan lensa, ini merupakan dua besaran penting yang terkait dengan lensa mikro planet.
Baca Juga: Ada Laut dan Atmosfer Kaya Hidrogen, Alien Mungkin Hidup di Planet Ini