Para Editor Jurnal Sains Desak Pemimpin Dunia untuk Minimumkan Dampak Perubahan Iklim

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 7 September 2021 | 16:00 WIB
Laut Chukchi, habitat beruang laut dulunya memiliki es yang kini telah mencair akibat perubahan iklim. Perubahan iklim bisa berdampak pada kesehatan manusia pula. (Eric V. Regehr/University of Washington)

Nationalgeographic.co.id - Garis akhir menuju perubahan iklim kian mendekat. Meski, sebelumnya sempat ada optimis akan tercapai berkat lockdown yang diterapkan di beberapa negara akibat pagebluk COVID-19, ternyata tidak begitu berdampak pada ancaman yang menanti di beberapa tahun mendatang.

Para editor jurnal medis, keperawatan, kesehatan masyarakat di seluruh dunia menerbitkan editor serentak. Mereka menyerukan para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan darurat untuk mengubah masyarakat dalam membatasi perubahan iklim, memulihkan keankearagaman hayati, dan perlindungan kesehatan.

Seruan ini rencananya akan diterbitkan lewat 220 jurnal terkemuka, seperti The Lancet, East African Medical Journal, Chinese Science Bulletin, New England Journal of Medicine, International Nursing Review, National Medical Journal of India, The British Medical Journal (BMJ), Revista de Saúde Pública, dan Medical Journal of Australia.