Nationalgeographic.co.id—Di tengah Perang Dunia II, saat Nazi memuji warisan Viking mereka, penulis Swedia Frans G. Bengtsson mulai menulis "sebuah cerita yang dapat dinikmati orang untuk dibaca, seperti The Three Musketeers atau The Odyssey."
Bengtsson telah membuat reputasi sastranya dengan biografi seorang raja abad ke-18. Tapi untuk cerita ini dia mencoba genre baru, novel sejarah, dan periode waktu baru. karakter Viking-nya adalah orang biasa, cerdas, jenaka, dan berpikiran terbuka.
"Ketika Viking itu bertemu dengan seorang Yahudi dan bersekutu kemudian orang Yahudi tersebut membawa mereka ke lokasi harta karun, mereka sepatutnya berterima kasih," kata seorang kritikus. "Bengtsson pada dasarnya melemparkan warisan Viking kembali ke wajah Nazi."