Survei 4.300 Kucing Mengungkap Tujuh Kepribadian dan Perilaku Kucing

By Ricky Jenihansen, Jumat, 10 September 2021 | 11:00 WIB
Ilmuwan Mengidentifikasi tujuh kepribadian dan perilaku kucing (Dikompilasi Milla Salonen dari foto-foto Heikki Siltala)

Mikola menjelaskan, terlihat perbedaan dalam prevalensi sifat antar keturunan selain individu. Perbedaan kepribadian yang jelas dapat ditemukan di antara ras.

"Ras yang paling menakutkan adalah Russian Blue, sedangkan Abyssinian adalah yang paling tidak menakutkan. Bengal adalah ras yang paling aktif, sedangkan Persia dan Exotic adalah yang paling pasif," jelasnya.

Ia melanjutkan, ras yang menunjukan perawatan berlebihan adalah Siam dan kucing Bali. Sedangkan Turkish Van memiliki skor yang jauh lebih tinggi dalam agresi terhadap manusia dan lebih rendah dalam kemampuan bersosialisasi terhadap kucing.

Para peneliti ingin menekankan bahwa tidak ada perbandingan berpasangan antara keturunan yang dilakukan pada saat ini. Para peneliti ingin mendapatkan gambaran kasar tentang apakah ada perbedaan sifat kepribadian antar ras.

Baca Juga: Enam Satwa Ini Memiliki DNA Mirip Manusia, Kucing Salah Satunya

Litter box issues atau masalah kotak pasir, kucing buang air di tempat yang tidak pantas. (123rf)

"Dalam studi lebih lanjut, kami akan menggunakan model yang lebih kompleks untuk memeriksa faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan perilaku bermasalah. Dalam model ini, kami akan mempertimbangkan, selain jenisnya, usia kucing, jenis kelamin, kesehatan, dan berbagai faktor lingkungan," kata Mikkola.

Sementara itu, Profesor Hannes Lohi dari University of Helsinki menjelaskan, perilaku dan kepribadian kucing memang dapat dipelajari, misalnya, melalui kuesioner yang ditujukan kepada pemilik kucing. Kuesioner semacam itu dapat mengukur perilaku kucing dalam jangka panjang dan dalam keadaan sehari-hari, yang tidak mungkin dilakukan dalam tes perilaku.

Selain itu, kucing tidak selalu berperilaku dalam pengaturan pengujian dengan cara yang khas dari diri mereka sendiri. Karena sifatnya yang subjektif, keandalan kuesioner harus dinilai sebelum data dapat dimanfaatkan lebih lanjut.

Ia menambahkan, keandalan kuesioner perilaku kucing sebelumnya belum diukur dengan cara yang serba guna, dan juga tidak sekomprehensif penelitian kali ini.

"Secara internasional, penelitian kami adalah survei yang paling luas dan signifikan sejauh ini, dan memberikan peluang bagus untuk penelitian lebih lanjut," jelasnya.

Baca Juga: Temuan Rangka Kucing Bukti Peliharaan Kaum Pengelana di Jalur Sutra