Aduh! Air Minum di Stasiun Luar Angkasa Internasional Tercemar Bakteri

By Wawan Setiawan, Jumat, 10 September 2021 | 19:00 WIB
Studi baru ilmuwan telah mengungkap keberadaan bakteri dalam air minum yang ada di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Tampak astronaut ESA Italia Samantha Cristoforetti berpose di modul Cupola Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk menandai hari ke-200 di luar angkasa. (ESA/NASA)

Ini tentunya bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Telah terbukti bahwa mikroba yang beradaptasi dengan gayaberat mikro dapat mengubah karakteristik mereka secara dramatis.

Dilansir dari Tech Explorist, Joseon Yang mengatakan, “Interaksi polimikroba itu kompleks dan mungkin tidak stabil dari waktu ke waktu. Studi kami memberikan analisis fenotipik mendalam dari isolat bakteri tunggal dan multispesies yang diperoleh dari sistem air ISS selama bertahun-tahun untuk memahami interaksi mikroba jangka panjang dan adaptasinya terhadap lingkungan gayaberat mikro.”

Hasil studi yang dilakukan oleh Joseon Yang bersama rekan-rekannya ini telah diterbitkan dalam jurnal npj Biofilms and Microbiomes pada 6 September 2021 dengan mengambil judul Longitudinal characterization of multispecies microbial populations recovered from spaceflight potable water.

Baca Juga: Seks di Luar Angkasa Adalah Hal Serius yang Perlu Dipikirkan

Astronot Chris Hadfield memeriksa sekantong air minum. (NASA TV)

Seperti yang kita ketahui bahwa, bakteri bisa menyebabkan penyakit yang menular pada manusia. Saat mereka menggumpal membentuk biofilm, mereka bisa menyebabkan penyakit menular dan mencemari sumber air minum. Tentunya hal ini bukanlah yang kita harapkan. Terutama bagi para astronom yang akan melakukan misi luar angkasanya.

Untuk alas an inilah,pengendalian bakteri dalam ekosistem mikroba yang kompleks sangat diperlukan, serta pengelolaan pembentukan biofilm akan menjadi tantangan penting bagi para peneliti.

 

“Hasil dari penelitian kami akan dapat meningkatkan penilaian risiko mikroba dari lingkungan buatan manusia baik di luar angkasa maupun di Bumi,” kata Yang.

Sistem pemurnian air di ISS, dikenal juga sebagai Environmental Control and Life Support System. Sistem ini dipakai untuk membersihkan air limbah melalui tiga langkah proses pembersihan. Proses ini akan memperoleh air minum dari urin daur ulang, air limbah, dan kondensasi melalui distilasi, filtrasi, oksidasi katalitik, dan pengolahan yodium. Sayangnya, dari hasil analisis sampel air di ISS belum lama ini, telah ditemukan adanya kontaminasi. Hal ini kemungkinan karena flora lingkungan yang tertanam dalam system air itu sendiri.

Baca Juga: Sejumlah Retakan Baru di Stasiun Luar Angkasa Membuat Ilmuwan Khawatir

Biofilm adalah kumpulan sel multispesies yang padat, yang menggumpal bersama dalam residu yang terbentuk di permukaan. Mereka dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan memiliki efek korosif pada banyak bahan, termasuk baja tahan karat, menjadikannya ancaman bagi sistem pasokan air Stasiun Luar Angkasa Internasional. (Arizona State University)

Jumlah mikroba yang ditemukan dalam sampel air tersebut sama dengan yang ditemukan dalam air minum di Bumi. Tentu kondisi ini membuat para ilmuwan merasa khawatir. Sebab, kondisi lingkungan di luar angkasa bisa saja dapat meningkatkan potensi ancaman dari organisme ini. Apalagi ilmuwan juga menemukan adanya daya tahan yang kuat pada isolat bakteri terhadap beberapa senyawa antimikroba, termasuk antibiotik.

Temuan dari penelitian ini sangatlah membantu dalam mengatasi tantangan berat untuk memastikan air minum yang aman dan bersih. Sehingga dapat mendukung kesehatan para astronom yang melakukan misi luar angkasa, terutama bagi mereka yang berdurasi sangat lama.

Anda mungkin menganggap ISS sebagai ruang kerja yang steril, tetapi di mana ada manusia, pasti juga ada mikroorganisme dan penelitian sebelumnya menunjukkan berbagai bakteri serta jamur membuat rumah mereka di laboratorium yang mengorbit.

Dengan adanya penelitian ini, juga telah memberikan informasi penting demi meningkatkan fungsionalitas sistem air rekayasa di Bumi yang dapat berguna bagi kepentingan industri dan keselamatan masyarakat umum.

Baca Juga: Tiongkok Akan Luncurkan Roket untuk Selamatkan Bumi dari 'Armageddon'