Menelusuri Jejak Stasiun Kereta Api Pertama di Indonesia

By , Jumat, 28 Februari 2014 | 14:30 WIB

Peta tahun 1898 menunjukan, perkembangan jalur rel dari stasiun kanal dilanjutkan hingga ujung kanal utama pelabuhan. Ini disebabkan kanal penghubung tak ada lagi sehingga jalur rel dilanjutkan sampai pelabuhan utama.

"Bangunan sayap barat sebelumnya kantor NIS. Kantor ini lalu dipindahkan ke bangunan Lawang Sewu," kata Tjahjono.

Berdasarkan peta 1917, jalur rel kereta utama NIS tak lagi terhenti di Stasiun Samarang, tetapi berlanjut hingga Stasiun Tawang. Pada peta kuno KIT setelah 1925, gambar Stasiun Samarang ada yang dihilangkan dan ada yang dimunculkan lagi.

"Itu menyebabkan informasi stasiun pertama di Indonesia makin menghilang. Tapi, jejak bangunan Stasiun Samarang masih tetap ada," ucap Tjahjono.

Pada masa pendudukan Jepang 1942-1945, perbedaan jalur rel dihapuskan. Sebagian besar jalur rel selebar 1.435 milimeter diciutkan jadi 1.067 milimeter. Itu termasuk jalur rel utama yang pertama kali menghubungkan Semarang-Surakarta-Yogyakarta milik NIS.

Stasiun Samarang adalah sepenggal kisah sejarah panjang perkeretaapian di Indonesia. Posisinya sebagai stasiun kereta api pertama tak kalah penting dengan dinamika perubahannya. Itu semua jejak sejarah yang amat sangat berharga, yang kini masih terabaikan!