Sejarah Mencatat, Belanda Pernah Berhubungan Baik Dengan Jepang

By Galih Pranata, Minggu, 12 September 2021 | 08:00 WIB
Siebold (Belanda) dan kekasih Jepangnya beserta putranya dalam bingkai lukisan yang berlatar belakang Kota Nagasaki. (Kawahara Keiga)

Periode perdagangan awal ini tidak terlalu menguntungkan bagi Belanda karena mereka belum memiliki banyak pos perdagangan VOC yang nantinya akan mereka dirikan. Persaingan dengan Portugis juga berarti bahwa konflik sudah di depan mata.

Baca Juga: Kekayaan Google atau Apple, Tidak Mampu Menandingi Kekayaan VOC

"Shogun tampak tidak senang dengan pertempuran antara dua kekuatan asing ini dan mulai secara bertahap membatasi akses dan perdagangan" tambah Moca-Grama. Jepang memutuskan untuk membangun sebuah pulau yang disebut Dejima, khusus untuk Portugis dalam membatasi akses mereka ke negara itu.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica dalam artikelnya yang berjudul Shimabara Rebellion, tahun 2021, menyebutkan bahwa, Portugis tidak bertahan lama dan diusir dari Jepang karena kecurigaan bahwa mereka mendukung pemberontak Kristen selama pemberontakan Shimabara.

Lukisan yang menggambarkan rasa penasarannya orang Jepang dengan keberadaan orang-orang Belanda di Dejima. (Volkenkunde /Wikimedia Commons)

Selama 200 tahun berikutnya, antara 1641 dan 1853, Belanda menjadi satu-satunya kekuatan Barat yang diizinkan untuk berdagang dan bermitra dengan Jepang. Hal ini lantas menjadi pintu gerbang dunia luar bagi Jepang. Setiap tahun, orang Belanda mengunjungi Shogun, membawa berita internasional dan berbagai jenis barang baru sebagai hadiah.

Seorang dokter Eropa yang terkenal pada saat itu adalah Caspar Schamberger, merupakan ahli kelahiran Jerman, yang membawa pengetahuan tentang perawatan, obat-obatan, dan buku-buku medis bagi Jepang.

Baca Juga: Pertempuran Tarakan, Jejak Mengusir Jepang di Akhir Perang Dunia II

Beragam cerita manis membungkus kisah harmonis Belanda di Jepang. Sayang, semua menjadi berubah setelah meletusnya Perang Dunia II. Belanda berada di seberang Jepang dalam hal pertempuran. Maka, pada 8 Desember 1941, Belanda mendeklarasikan perang terhadap Jepang. Ini juga menandai perebutan kekuasaan atas Indonesia.

Pascaperang yang berkecamuk, Belanda tidak lagi memiliki tempat khusus di Jepang, dan perang membuat keadaan semakin memburuk. Meski begitu, dalam beberapa dekade setelah perang, kedua negara tersebut, secara perlahan menemukan jalan untuk kembali satu sama lain.