Temuan Rahang Singa, Diduga Buruan Raja Anitta 4.000 Tahun Lalu

By Maria Gabrielle, Rabu, 15 September 2021 | 18:30 WIB
Temuan rahang singa berusia 4.000 tahun di Turki. (Anadolu Agency)

“Untuk pertama kalinya kami menemukan dua tulang rahang singa dari dua singa yang berbeda, (tulang) beruang yang sangat besar dan tulang dari rusa besar pada masa itu di Anatolia,” lanjutnya.

Langkah berikutnya yang akan dilakukan adalah memeriksa tulang-tulang tersebut. Para ahli meyakini kalau hewan-hewan itu dibesarkan di wilayah Anatolia. Hewan-hewan tinggal di sekitar Erciyes atau di area pegunungan hingga ke Sivas.

“Tidak ada tulang singa berusia 4.000 tahun ditemukan di area lain. Memang ada tulang-tulang (singa) dari beberapa juta tahun lalu, tapi dua tulang rahang singa ini merupakan salah satu bukti keberadaan manusia paling awal,” jelasnya.

Fikri Kulakoğlu menghubungkan penemuan ini dengan salah satu kisah. Ada sebuah tablet atau lempengan yang digunakan sebagai prasasti ditemukan di Boğazköy bernama tablet Anitta.

Baca Juga: Dua Jasad Anak Singa Beku Ditemukan dalam Kondisi Utuh di Siberia

Temuan rahang singa ini merupakan kali pertama di Situs Kültepe, Turki. (Anadolu Agency)

“Menurut tablet ini seorang raja bernama Anitta merebut Nesha dengan ayahnya, dan mereka tidak menyentuh siapapun. Mereka bahkan membangun istana dan kuil. Tulang-tulang ditemukan di area istana dan kuil,” cerita Prof. Dr. Fikri Kulakoğlu.

Dalam prasasti tersebut, dituliskan pula bahwa sang raja pergi berburu. Prasasti ini sendiri diduga ditulis oleh Raja Anitta.

“(Tertulis) ‘Saya berburu dan membawa kembali lebih dari 100 hewan, termasuk dua singa, macan tutul, macan kumbang, beruang, rusa dan hewan liar’. Ini (situs penemuan) adalah area tepat di sebelah kuil,” tuturnya.

“Tentu saja kami tidak yakin sepenuhnya bahwa tulang-tulang ini terkait dengan cerita tersebut, tetapi kemungkinan besar memang demikian. Karena ada bekas luka di antara tulang binatang yang kami temukan, jadi (hewan-hewan) ini dibawa dengan berburu,” pungkas Prof. Dr. Fikri Kulakoğlu.

Baca Juga: Hajjah Rangkayo Rasuna Said, 'Singa Betina' yang Hidup di Tiga Masa

Ditulis oleh Raja Anitta dari Anatolia pada abad ke-18 SM. Teks tersebut ditulis dalam aksara paku tertua yang ditemukan di Hattusa. Dalam prasasti tersebut, Anitta menggambarkan bagaimana kota Neša ditaklukkan pada masa pemerintahan ayahnya, Pithana, Raja Kussara. (İstanbul Archaeological Museums Collection)

Masih terkait dengan tablet Anitta, seperti dikutip dari World History, teks yang tertulis di tablet tanah liat ini adalah dokumen pertama yang ditulis dalam Bahasa Het. Teks ini merupakan salinan dari teks asli yang ditulis pada masa Periode Kekaisaran Het. Anitta merupakan putra dari Pithana dan merupakan raja kota Kussara, yang lokasinya masih belum diketahui.

Kültepe yang juga dikenal dengan nama Kanesh atau Nesha merupakan situs arkeologi yang terletak di Provinsi Kayseri, Turki. Dikutip dari laman UNESCO, tempat ini merupakan ibu kota Kerajaan Kanesh kuno dan pusat jaringan kompleks koloni perdagangan Asyur pada milenia ke-dua SM.

Berada tepat di kaki Gunung Erciyes dan di dataran yang subur, Kültepe juga menjadi pusat utama budaya dan perdagangan antara Anatolia, Suriah dan Mesopotamia pada akhir milenum ke-tiga SM dan khususnya selama kuartal pertama milenium ke-dua SM. Situs Kültepe terbagi dalam dua bagian, anak bukit atas dan kota di bagian yang lebih rendah.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Pemburu Ini Tewas Diserang Gajah dan Dimakan Singa