Ingin Bernostalgia? Telisik Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak.

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 18 September 2021 | 11:00 WIB
Permainan gasing tradisional di halaman Balai Adat Pulau Penyengat. Permainan ini dulu sering dimainkan anak-anak Nusantara. (Agni Malagina)

Permainan di luar kebudayaan Nusantara ada yang tercatat dalam kitab Adiparwa yang ditulis oleh Dharmawangsa Teguh dari Kerajaan Medang. Dalam kitab itu tertulis tentang permainan yang dimainkan anak-anak Pandawa dan Kurawa, seperti timbangan.

Ada juga Pandawa Dadu yang tertulis dalam Sabha Parwa, yang dibawa dari India. Permainan Sukirman ungkap dimainkan oleh orang Nusantara, khususnya di tanah Jawa.

Permainan yang sangat khas dari Nusantara adalah dakon. Permainan yang menggunakan papan dengan 14 ceruk kecil dan 2 ceruk besar dan biji-bijian itu, berasal dari kalangan petani.

Dakon kemudian diterima secara cepat di kalangan keraton. "Apa lagi di keraton banyak sawo kecik (yang bisa digunakan untuk biji dakon)," terangnya. 

Saking populernya, dakon sempat menjadi penghibur keluarga ketika Pangeran Dipanagara sedang bergerilya melawan pemerintah Hindia Belanda. Diterimanya di kalangan keraton juga terbukti adanya papan dakon yang dipakai oleh Sultan Hamengkubuwono III, dan Raden Ayu Mangkarawati. Sukirman yakin, semasa kolonial itu setiap rumah ada dakon.

Baca Juga: Hitam-Putih Dampak Bermain Gim di Masa Pandemi, Ini Saran Peneliti

Terakhir, ada permainan yang tak pernah tergerus zaman, dan mengalami perubahan bentuk dengan drastis: tembak-tembakan. Tidak jelas sejak kapan mainan ini bermula. Yang jelas pasti sudah ada sejak manusia telah mengenal senapan untuk berperang, karena anak-anak yang memainkannya biasanya dilakukan bersama-sama untuk meniru pertempuran.

Bentuk paling sederhananya adalah pletokan atau senapan bambu. Mengutip laman Jakarta.go.id, pletokan adalah permainan khas betawi, meski demikian masih diragukan kebenarannya.

Permainan ini menggunakan bambu yang kuat, kemudian dibagi antara corong penembak dan penyodok. Untuk peluru, biasanya menggunakan biji-bijian, atau gulungan kertas kecil yang dibasahkan.

Seiring berkembangnya masa, tembak-tembakan yang awalnya menggunakan bambu berkembang menjadi mainan plastik yang dijual di toko mainan. Bentuknya juga mengikuti senjata api sungguhan yang digunakan dalam pertempuran.