Lindsey Matthews dan rekan-rekannya melatih belasan ekor anak sapi untuk menggunakan toilet atau toilet training. Dia mengatakan kalau anak sapi belum banyak terlibat dalam pemerahan, mereka hanya makan, bersosialisasi dan beristirahat. Lindsey Matthew yang mempelajari perilaku hewan di Universitas Auckland, Selandia Baru itu merasa optimistis dengan proyek ini.
“Saya yakin kami bisa melakukannya. Sapi jauh, jauh lebih pintar daripada yang dipuji orang,” ujar Lindsey Matthews kepada Science News.
Setiap anak sapi mendapatkan pelatihan yang diberi nama MooLoo selama 45 menit setiap hari. Pada awalnya, anak sapi ditempatkan pada toilet dan akan diberi makan setiap kali mereka buang air kecil. Setelah terbiasa, tim peneliti menempatkan anak sapi di lorong yang mengarah ke toilet tersebut.
Baca Juga: Anatomi Hewan Berubah Karena Perubahan Iklim, Ini Kata Para Ahli
Setiap kali anak sapi buang air di toilet, mereka akan mendapatkan camilan. Jika mereka buang air kecil di lorong, tim akan menyemprotkan air. Dari 16 ekor anak sapi ada 11 yang dilatih dalam kurun waktu 10 hari.
Kendati demikian, dilansir dari The Washington Post, Andrew Knight seorang profesor veteriner kesejahteraan hewan di Universitas Winchester Inggris mengatakan bahwa gagasan ini bagus secara teori. Hanya saja tidak banyak membantu untuk mencegah kontribusi besar terhadap perubahan iklim. Sebab ketergantungan dunia pada produksi ternak intensif termasuk susu dan produk olahannya terlalu besar.
“Nitrogen oksida adalah gas rumah kaca yang sangat kuat, dengan potensi pemanasan global 296 kali lebih besar dari karbon dioksida. (Hewan ternak menghasilkan) lebih banyak gas rumah kaca daripada gabungan semua mobil, truk, dan pesawat di dunia,” jelas Andrew Knight kepada The Washington Post.
Baca Juga: Mikroba dari Perut Sapi Bisa Bantu Daur Ulang Sampah Plastik