Sering Menyisakan Makanan? Ini Dampaknya Bagi Lingkungan dan Kehidupan Manusia

By Yussy Maulia, Kamis, 16 September 2021 | 11:29 WIB
Ilustrasi membuang sisa makanan. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id – Ketika berbicara tentang persoalan sampah di Indonesia, perhatian banyak orang mungkin tertuju pada sampah plastik. Padahal, ada jenis sampah lain yang juga perlu menjadi perhatian, yakni sampah makanan (food waste).

Pada 2019, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Foreign Commonwealth Office Inggris mencatat,  selama 20 tahun terakhir, Indonesia menyumbang sekitar 23-48 ton sampah makanan per tahun.

Bahkan, menurut data dari Economist Intelligence Unit, Indonesia pernah menjadi negara terbesar kedua yang menyumbang sampah makanan paling banyak di dunia pada 2016. Jumlahnya mencapai 300 kilogram (kg) per individu setiap tahun.

Ironisnya, adanya sampah makanan yang menumpuk bukan berarti Indonesia berlimpah stok pangan. Hal itu justru dapat mengancam ketahanan pangan nasional beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Singapura Gunakan Serangga untuk Mengubah Sampah Menjadi Harta Karun

Melansir laman World Wildlife, membuang makanan sama saja dengan membuang sumber daya yang dibutuhkan untuk menanam, memproduksi, atau mengemas makanan tersebut.

Sementara itu, populasi manusia terus bertambah dan permintaan konsumsi makanan semakin tinggi. Jika kebiasaan membuang makanan tidak dihentikan, sumber daya akan terbuang lebih banyak.

Bukan hanya itu, sampah makanan yang membusuk di tempat pembuangan sampah (TPA) juga dapat menghasilkan gas metana

Apabila kadar gas metana yang dilepaskan ke udara bebas tinggi, kadar oksigen dapat berkurang dan lapisan ozon menipis.

Baca Juga: LIPI Tawarkan Solusi untuk Masalah Limbah Masker Sekali Pakai

Gas metana juga merupakan gas rumah kaca. Seperti diketahui, efek rumah kaca dapat meningkatkan suhu bumi sehingga pemanasan global semakin parah.

Pemanasan global akan berdampak pada kondisi tanah, air, dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan manusia untuk memproduksi makanan. Karena itu, ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan bisa terancam.

Menurut laporan dari organisasi nonprofit Rethink Food Waste through Economics and Data (ReFED), memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak sampah makanan terhadap lingkungan dapat mencegah 7,41 juta ton emisi gas rumah kaca.

Langkah sederhana untuk mengurangi sampah makanan

Meski kelihatan sepele, sampah makanan memberikan dampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia.

Baca Juga: Makanan Penutup Tertua Berusia 10.000 Tahun Ditemukan di Gua Bursa

Oleh karenanya, masyarakat perlu lebih bijak dalam mengonsumsi bahan pangan sehingga tidak berakhir menjadi sampah makanan.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi produksi sampah makanan di rumah.

Beberapa di antaranya adalah tidak membeli bahan makanan berlebihan, beli buah dan sayur yang terlihat matang, perhatikan tanggal kadaluwarsa pada makanan kemasan, dan ubah sampah makanan menjadi pupuk kompos.

Selain itu, alih-alih membuang makanan jika tidak habis, simpan makanan dalam kulkas atau freezer untuk dimakan di lain waktu. Namun, pastikan kualitas makanan masih segar saat dikonsumsi lagi.

Baca Juga: Di Masa Depan, Es Krim Vanila Kita Mungkin Terbuat dari Sampah Plastik

Untuk memberikan wadah bagi masyarakat untuk berkontribusi secara nyata dalam mengurangi sampah makanan, Development Bank of Singapore (DBS) menggandeng inisiatif #SayaPilihBumi dari National Geographic Indonesia mengadakan kompetisi #MakanTanpaSisa.

(DBS)

Melalui kompetisi tersebut, masyarakat diajak untuk menunjukkan kreativitas masing-masing dalam mengurangi produksi sampah makanan di rumah.

Untuk diketahui, kompetisi ini berlangsung selama dua minggu, mulai 13-26 September 2021. Tiga pemenang utama akan mendapat hadiah dengan total sebesar Rp 9.500.000.

Bagi Anda yang tertarik untuk mengikuti kompetisi #MakanTanpaSisa, simak mekanisme berikut.

  1. Ikuti akun Instagram @dbsbankid, @natgeoindonesia, dan @sayapilihbumi
  2. Pastikan akun Anda tidak dalam keadaan private atau terkunci
  3. Unggah video reels dengan durasi 15-16 detik dengan tema food waste dan dampak ketahanan pangan
  4. Gunakan tagar #MakanTanpaSisa, #SayaPilihBumi, dan #DBSxSayaPilihBumi. Sertakan mention ke akun @dbsbankid, @natgeoindonesia, dan @sayapilihbumi
  5. Tag 3 teman Anda untuk ikut serta dalam kompetisi #MakanTanpaSisa

Informasi selengkapnya mengenai kampanye dan kompetisi #MakanTanpaSisa dapat Anda peroleh melalui akun Instagram @dbsbankid, @natgeoindonesia, dan @sayapilihbumi.