Nationalgeographic.co.id—Di masa depan, es krim vanila yang kita makan mungkin terbuat dari sampah botol plastik. Sebab, para ilmuwan telah menemukan cara untuk mengubah sampah plastik menjadi perasa vanila dengan menggunakan bakteri rekayasa genetika, menurut sebuah laporan studi terbaru.
Vanilin, senyawa yang membawa sebagian besar bau dan rasa vanila, dapat diekstraksi secara alami dari biji vanili atau dibuat secara sintetis. Sekitar 85% vanilin di dunia saat ini terbuat dari bahan kimia yang diambil dari bahan bakar fosil, menurut The Guardian.
Vanilin ditemukan dalam berbagai macam produk makanan, kosmetik, farmasi, pembersih dan herbisida, dan permintaannya "berkembang pesat," tulis para penulis dalam laporan penelitian tersebut seperti diberitakan Live Science. Pada tahun 2018, permintaan global untuk vanilin adalah sekitar 40.800 ton atau 37.000 metrik ton, dan diperkirakan akan tumbuh menjadi 65.000 ton atau 59.000 metrik ton pada tahun 2025, menurut laporan penelitian baru yang diterbitkan 10 Juni 2021 di jurnal Green Chemistry itu.
Source | : | Live Science,The Guardian |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR