Fitoplankton Ancam Perubahan Iklim Akibat Kebakaran Australia 2020

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 16 September 2021 | 17:30 WIB
Asap besar pada kebakaran hutan Australia 2020 lalu yang terjadi di East Gippsland, Victoria, Australia. Dampaknya bisa memicu fitoplankton untuk berfotosintesis lebih cepat, yang bermuara pada perubahan iklim. (Dept. of Environment, Land, Water and Planning of Gippsland / via AP)

Nationalgeographic.co.id - Selama 2019-2020 lalu, Australia terjadi kebakaran besar yang berakibat pada tiga miliar hewan tewas, luka-luka, dan terlantar. Luas areal yang terjadi di tenggara, barat daya, dan hutan hujan diperkirakan mencapai 11,46 juta hektare, dalam laporan National Geographic Indonesia sebelumnya.

Meski berdampak pula pada hewan dan juga manusia di darat, ternyata kebakaran itu memiliki konsekuensi bagi lingkungan. Berdasarkan studi terbaru di jurnal Nature yang dipublikasikan Rabu (15/09/2021), fitoplankton raksasa di seluruh perairan di tenggara Australia, dan Samudera Selatan, mekar lebih besar dari biasanya.

Plankton memang berperan penting dalam memproduksi oksigen, tetapi pemekaran besar-besaran ini bukanlah kabar baik. Pasalnya, sebagian kumpulan organisme yang luas ini dapat menjadi 'sup' beracun yang merusak ekosistem laut dan perubahan iklim.