Kisah Arek Suroboyo di Markas Microsoft

By , Jumat, 4 April 2014 | 12:05 WIB

Apa kabar Indonesia?

Di waktu senggangnya, Monica senang membaca buku dan bermain piano. Kemampuan bermain piano didapatnya dari mendiang ibundanya yang merupakan seorang guru piano dan telah mengajarkannya cara bermain piano sejak umur tiga tahun.

Karena kedua orangtuanya sudah wafat, Monica mengaku sudah tidak pernah pulang ke Indonesia. Ia pun sangat jarang memiliki kesempatan bertemu sesama orang Indonesia yang bekerja di Microsoft Redmond.

Namun, bukan berarti ia jarang bertemu orang Indonesia. Monica mengaku beberapa teman sekolahnya di Surabaya bekerja di perusahaan yang juga berbasis di Seattle, AS. Oleh karena itu, mereka malah cukup rutin bertemu, lebih sering dari bertemu sesama karyawan Microsoft dari Indonesia.

Kegiatan lain Monica adalah fotografi. Dalam hal itu, Monica aktif dalam kompetisi fotografi yang menjadi bagian dari Microsoft Giving Campaign —sebuah program donasi dari karyawan Microsoft di AS.

Salah satu foto karyanya dikatakan telah dimuat dalam buku foto yang dibuat dalam rangka kampanye Microsoft Giving itu. “Semua hasil penjualan buku itu, dan dana yang sama dari perusahaan akan diberikan pada organisasi amal,” tuturnya.

Ia mengaku sering ingin tahu seperti apa program amal yang ada di Indonesia, serta apakah Microsoft Indonesia terlibat dengan kegiatan amal atau sosial tertentu. Sebuah pertanyaan yang saya jawab dengan ajakan untuk berkunjung pulang ke Indonesia.

Kepada orang Indonesia yang ingin memiliki kesempatan bekerja di perusahaan seperti Microsoft, Monica mengatakan bahwa peluang dan kesempatan itu bisa datang kepada siapa pun.