Menguak Sosok yang Lebih Berkuasa dari Soeharto pada Zaman Orde Baru

By Galih Pranata, Minggu, 19 September 2021 | 22:10 WIB
Potret Soeharto dan Tien, terlarut dalam senda gurau yang diabadikan oleh Tutut Soeharto. (Tutut Soeharto/Instagram)

Retnowati Abdulgani-Knapp dalam bukunya berjudul Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President, terbitan tahun 2007, menyebut akibat tindakannya, Ibu Tien mulai dijuluki dengan Mrs. Ten Percent.

Hal tersebut merupakan bentuk sarkas yang ditujukan kepada Ibu Tien oleh lawan politiknya (oposisi Soeharto) dengan adanya tuduhan bahwa ia selalu mendapat komisi sebesar sepuluh persen dari setiap proyek pemerintah, utamanya dari proyek besar pembangunan TMII.

Baca Juga: Soeharto Muda dan Sekitarnya yang Mempengaruhi Masa Pemerintahannya

Presiden Soeharto dalam potret resmi kenegaraan, 1973. (Indonesia 1975: An Official Handbook)

 

Uniknya, banyak rumor dan guyonan yang beredar tentang jawaban nyeleneh Soeharto saat dilarang anaknya mencalonkan diri lagi sebagai presiden. Ia dilarang oleh putrinya lantaran telah terlalu lama menjabat sebagai presiden. "Lha wong saya baru dua tahun jadi presiden, sebelumnya kan yang menjabat ibumu!" celetuk Soeharto sambil tertawa.

Pada suatu subuh, Siti Hartinah mendadak terkena serangan jantung. Ia kesulitan bernapas sehingga harus dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto. Sayang, nyawanya tak tertolong. 

Minggu, 28 April 1996, menjadi hari terakhir Soeharto melihat kekasihnya, orang yang banyak berperan dalam hidupnya. Bahkan, Ibu Tien telah mendahului, sebelum Soeharto lengser dari kursi kepresidenan dua tahun kemudian.

Baca Juga: Seabad Soeharto: Selain Kontroversinya, Ada Siasat Politik Cerdik