Hal unik lainnya terdapat pada kedua sisi formasi batu yang meskipun sangat berat, namun ia tampak berdiri tegak tidak tergoyahkan, seimbang di atas alasnya yang mungkin terlalu kecil untuk bobot batu sebesar itu. Terlihat aneh, dan cukup mustahil.
Untuk dapat menilai sifat bagaimana formasi terkenal itu muncul, maka sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui sejarahnya.
Menurut sebuah channel di Youtube, Charismatic Planet, mengatakan, “Batu berdiri Al Naslaa benar-benar merupakan misteri besar. Dua batu terbelah dua telah menciptakan kebingungan di antara para ahli sejak penemuan mereka.”
Formasi ini memang telah ada sejak zaman kuno dan membutuhkan waktu berabad-abad untuk mendapatkan bentuknya yang seperti saat ini. Al Naslaa hanyalah salah satu dari banyak batu di Tayma Oasis yang memiliki penampilan unik, karena batu kapur, serpih, dan batu pasir di sana telah berabad-abad berkembang menjadi formasi fantastis, tentu saja dengan bantuan sedikit hujan dan angin.
Bahkan sebelum formasi ini berkembang menjadi bentuk menakjubkan yang mereka tempati saat ini, Oasis Tayma dulunya ditempati oleh semua orang mulai dari bangsawan Babilonia hingga pedagang sehari-hari. Mereka berinteraksi dengan bentang alam melalui berbagai cara, termasuk menulis dan menggambar di bebatuan.
Selama bertahun-tahun, para sejarawan telah mencoba memahami fitur-fitur yang membedakan Al Naslaa dari ribuan formasi batu pasir serupa di oasis Arab Saudi. Selain belahannya, satu hal yang unik dari Al Naslaa adalah kehalusan bagian depan batu, meskipun bentuknya bulat atau bergerigi di kedua sisinya. Jika Anda melihat batu itu dari samping dan bukan dari depan, permukaan halus yang menyembunyikan retakan terkenal itu mungkin membuatnya tampak seolah-olah seseorang mengampelas bagian depan formasi ke bawah.
Banyak sekali teori-teori yang bermunculan terkait dengan belahan sempurna dari batu ini. Para arkeolog yakin bahwa patahan vertikal yang hampir sempurna itu sebagai fenomena alam, tetapi tidak sepenuhnya mereka yakin bagaimana hal itu terjadi.
Baca Juga: Menyingkap Kitab Astronomi Abd-al Rahman al-Sufi dari Abad ke-10