Puncak, Hulu (Persoalan) Ci Liwung

By , Rabu, 23 April 2014 | 21:00 WIB

Di dua wilayah desa ini, Tugu Utara dan Tugu Selatan daerah hijau yang masih dapat menyerap air dengan baik, kemungkinan hanya di sekitar wilayah Sungai Cisampay. Rumpun bambu di sekitar Kampung Cisampay ini diperkirakan memiliki luas tidak kurang dari 5 ha.

Berdasarkan beberapa penelitian yang ada, perkebunan teh bukanlah penyerap air yang baik, bahkan memiliki tingkat erosi yang tinggi. Secara tidak langsung penelitian-penelitian tersebut mendapatkan pembuktian nyata dari masyarakat.

Kebutuhan air di Puncak sejak sekitar 2000-an telah berubah dari pemanfaatan air sungai dan sumur menjadi hubungan yang sangat erat dengan mata air. Pipa dan selang air telah menjadi tulang punggung bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan air minum, bahkan vila pun memanfaatkan air dari mata air ini.

Sampai kapan mata air ini masih dapat bertahan? Penuturan dari kelompok-kelompok masyarakat menyatakan bahwa kondisi mata air yang berada di wilayah-wilayah perkebunan telah menuju kritis, banyak mata air yang semakin keruh karena erosi tanah yang ada di Perkebunan Ciliwung dan Gunung Mas, kondisi ini semakin menyulitkan pada saat tiba musim kemarau. Walau sumur dapat digali, namun air tanah yang ada keruh karena dangkal.

Penanganan persoalan kebiasaan membuang sampah dan limbah ke Ci Liwung juga perlu dimulai dari hulu persoalan, dari hulu Ci Liwung di kawasan ini. Upaya mengubah kebiasaan dan kemandirian masyarakat mengelola sampah memerlukan dukungan banyak pihak.

Baik melalui penguatan kelembagaan, pengadaan fasilitas kebersihan dan pengolahan sampah/limbah, hingga dukungan kebijakan pemerintah maupun pemuka agama.

Tedja Kusumah, penduduk yang bermukim di wilayah Puncak sekaligus Koordinator Komunitas Ciliwung Puncak (puncak.org) sangat gundah dan emosional dengan kondisi ini. “Untuk siapa atau untuk apa wilayah ini? Apa hanya dijadikan wilayah wisata tanpa perhatikan lingkungan? Apakah wilayah dan masyarakat setempatnya memang telah diposisikan untuk selalu menjadi objek penderita?” sengitnya. “Paling isu Ciliwung hanya ada di musim hujan, jika kemarau telah mulai saya yakin, Puncak dilupakan.”

Ajak aksi bersama

Persoalan lingkungan di kawasan puncak membutuhkan pendekatan-pendekatan yang tepat dan menyentuh kebutuhan masyarakat setempat. Pendekatan penegakan hukum akan sia-sia jika tanpa disertai upaya menghidupkan aktivitas ekonomi lokal yang berkelanjutan.

Gerakan aksi penyelamatan kawasan puncak adalah upaya untuk menghimpun partisipasi para pihak (pemerintah pusat dan daerah, masyarakat lokal, dunia usaha, dan akademisi) sesuai dengan kapasitasnya masing-masing di dalam penyelamatan keberlanjutan kawasan puncak.

Kawasan puncak menyimpan berbagai peluang usaha bagi lomunitas lokal yang lebih ramah lingkungan dan tidak berbasis pada eksploitasi sumberdaya fisik lingkungan.