Gabrielle Berlatier, Perempuan yang Menerima Kuping Pelukis Van Gogh

By National Geographic Indonesia, Senin, 20 September 2021 | 23:15 WIB
La Mousmé juga dikenal sebagai La Mousmé, duduk di kursi. Lukisan oleh Vincent van Gogh pada 1888 saat tinggal di Arles. Kini, peneliti mengungkap jati dirinya. (National Gallery of Art, Washington DC)

Beberapa tahun silam, keluarga Vincent van Gogh pernah menyumbangkan DNA-nya kepada seorang seniman, untuk menciptakan replika telinga pelukis dari Belanda itu.

Lukisan 3D telinga itu terlihat identik dengan telinga asli van Gogh dan diperlihatkan di ZKM Karlsruhe, perpustakaan di Jerman. Di sana para pengunjung dapat berbicara kepada telinga tersebut melalui microphone.

Adalah Diemut Strebe, seorang seniman yang sering melibatkan bahan-bahan biologis ke dalam karyanya. Untuk menjadikan telinga tersebut seidentik mungkin, Strebe meminta tolong kepada Lieuwe van Gogh, cicit dari Theo van Gogh (adik Vincent van Gogh), meminta sel tulang rawan telinganya.

Baca Juga: Lukisan Harimau Raden Saleh: Jejak Nestapa Satwa di Pulau Jawa

Ini adalah surat dari dokter Van Gogh, Felix Rey, yang menunjukkan bagaimana sang seniman memotong seluruh telinganya, bukan hanya lobus seperti yang diyakini banyak orang. Dokumen ini ditemukan dalam arsip oleh peneliti Bernadette Murphy, yang bertekad untuk mencari tahu mengapa dia melakukan ini. (Whores of Yore)

Bahkan Van Gogh mendokumentasikan cedera itu dalam (Courtauld Institute of Art)

Strebe dan tim ilmuwan mengombinasikan awetan DNA dari sebuah amplop yang dipercaya pernah dipakai oleh van Gogh, dengan sel tulang rawan dari Lieuwe van Gogh. Mereka melekatkan sel-sel yang hidup ke DNA sintetis dan menjadikannya cetakan berbentuk telinga.

Di museum, saat para pengunjung 'berbicara' ke telinga tersebut, suara tersalurkan melalui larutan nutrisi telinga yang diawetkan, di mana komputer mensimulasikan impuls saraf. Suara ini kemudian disiarkan melalui speaker. Sudah beberapa tahun para ilmuwan mencetak 3D bagian-bagian tubuh manusia, sel-sel tisu, dan organ. Teknologi baru ini merevolusi transplantasi organ sehingga memungkinkan untuk menggantikan gagal organ atau bagian tubuh yang hilang.

Karya seni Sugababe ini merupakan replika 3-D telinga Vincent van Gogh. (Diemut Strebe)

Judul karya ini adalah Sugababe, terkait dengan masalah filosofis, yang ditulis oleh Plutarch, sejarawan Yunani, dalam The Life of Theseus: Jika kapal dikembalikan seperti semula dengan mengganti semua bagiannya, apakah kapal itu masih sama? Pertanyaan ini terkadang disebut sebagai paradoks Sugababe. Demikian pula replika telinga van Gogh mengeksplorasi gagasan mengenai seberapa banyak kode genetik adalah bagian dari dirinya.

Karya-karya Strebe yang lainnya termasuk tanaman rekayasa genetika, foto-foto para ilmuwan dengan kertas lakmus dalam mulut mereka dan karya seni yang diluncurkan ke luar angkasa. Strebe dengan telinga replika van Gogh akan datang ke New York awal tahun depan.

Baca Juga: Misteri Hilangnya Lukisan Karya Kartini Saat Pusaran Geger 1965

Vincent van Gogh, digambarkan di sini dalam potret diri, meninggal pada 1890. (National Gallery Australia)