Enam Penemuan Sains Tak Terduga dan Terpenting Selama Abad Ke-20

By Agnes Angelros Nevio, Kamis, 23 September 2021 | 14:00 WIB
Pada tahun 1929, Edwin Hubble (ditampilkan di sini di Observatorium Gunung Wilson) menunjukkan bahwa galaksi yang lebih jauh terbang menjauh dari kita lebih cepat daripada galaksi terdekat, yang menunjukkan alam semesta yang mengembang. (Science News)

3. Lempeng tektonik

Pada 1960-an, banyak ilmuwan bumi tercengang mengetahui bahwa buku teks yang menggambarkan planet sejarah ternyata salah. Alfred Wegener, bagaimanapun, tidak begitu terkejut. Wegener, yang meninggal pada tahun 1930, adalah seorang astronom yang beralih menjadi ahli meteorologi yang berkecimpung dalam paleontologi dan geofisika. Pada tahun 1915 ia menulis sebuah buku yang mengusulkan bahwa benua-benua di Bumi pernah berkumpul dalam satu daratan, yang disebut Pangaea; mereka kemudian, selama jutaan tahun, terpisah ke posisi mereka di peta dunia saat ini.

Peta bukanlah potret permanen dari fitur-fitur Bumi, menurut Wegener, melainkan potret yang diambil dari film yang sudah berjalan lama. Tetapi hanya sedikit orang yang mempercayai Wegener, dan ahli geofisika berpendapat bahwa gerakan berskala besar seperti itu dari massa yang begitu besar dan kaku secara fisik tidak dapat dijelaskan. Ide Wegener tentang pergeseran benua tidak mati. Ahli geologi tahu semua tentang itu. Akan tetapi itu tetap tak terpecahkan sampai tahun 1960-an, ketika pola magnet terdeteksi di dasar laut menunjukkan bahwa lautan telah meluas, mendorong benua menjauh dari satu sama lain.

Pekerjaan lebih lanjut selama beberapa tahun ke depan menunjukkan bahwa pergeseran benua adalah gejala mekanisme rumit di dalam Bumi yang kemudian dikenal sebagai lempeng tektonik. Lempeng tektonik menjelaskan tidak hanya lokasi benua, tetapi juga bagaimana pegunungan terbentuk dan mengapa gempa bumi mengelompok di zona aktivitas seismik?

Baca Juga: Sains Kucing: Bagaimana 'Garfield' Mendapat Pola Unik Ditubuhnya

James Watson dan Francis Crick, dengan gambar sinar-X dari Rosalind Franklin, menemukan struktur heliks ganda DNA pada tahun 1953. (Science News)

4.DNA adalah Penghasil Gen

Salah satu penemuan paling dramatis abad ke-20 datang pada 1953. Ketika itu James Watson dan Francis Crick, dibantu oleh gambar sinar-X yang dihasilkan oleh Rosalind Franklin, menemukan struktur heliks ganda dari DNA molekul genetik. Akan tetapi, mungkin kejutan yang lebih besar datang beberapa tahun sebelumnya, ketika Oswald Avery dan rekan-rekannya di Rockefeller University di New York City menunjukkan bahwa DNA adalah substansi yang menghasilkan gen. Meskipun realitas gen telah ditetapkan pada tahun-tahun awal abad ke-20, tidak ada yang memiliki bukti yang baik tentang struktur fisik mereka.

“Orang-orang tidak tahu dengan jelas tentang apa itu gen, seperti halnya sekarang, mereka tidak tahu apapun tentang kesadaran manusia,” kata Crick dalam sebuah wawancara pada 1998. “Semakin profesional orang di lapangan, mereka cenderung akan berpikir bahwa itu adalah masalah yang terlalu dini untuk ditangani.”

Pada tahun 1940-an, pandangan yang dominan adalah bahwa gen harus dibangun dari sejenis protein. DNA hanyalah asam organik yang tidak jelas. Tetapi pada tahun 1944, Avery dan rekan menunjukkan bahwa gen terdiri dari untaian DNA, bukan protein.

5.Energi Gelap

Pada tahun 1990-an, teori Big Bang tentang alam semesta yang mengembang telah dipatenkan tanpa keraguan, tetapi berbagai pertanyaan tetap ada. Bagaimanapun, mereka adalah nasib alam semesta. Sebagian besar ahli percaya bahwa tarikan gravitasi massa di seluruh alam semesta memperlambat ekspansinya. Akan tetapi, mereka memperdebatkan apakah ada cukup massa untuk membalikkan ekspansi sama sekali, mengecilkan kosmos menjadi "big crunch". Beberapa orang mengira alam semesta akan mengembang selamanya, jika pada tingkatan yang terus berkurang.

Plot dalam cerita itu memutar agak mengejutkan pada 1998, ketika dua tim astronom melaporkan pengukuran cahaya dari supernova jauh. Laporan-laporan itu, yang kemudian didukung oleh data tambahan, mengungkapkan bahwa ekspansi universal tidak melambat, tetapi semakin cepat. Beberapa kekuatan tolak, dijuluki "energi gelap" tanpa adanya pengetahuan yang kuat tentang sifat aslinya, tampaknya meliputi kosmos.

Para peneliti terkejut menemukan bahwa kosmos berkembang 10 hingga 15 persen lebih lambat di masa lalu daripada yang dapat dijelaskan tanpa gaya tolak hari ini.

Baca Juga: Para Editor Jurnal Sains Desak Pemimpin Dunia untuk Minimumkan Dampak Perubahan Iklim