Kerangka Pemuda dengan Sepatu Bot Abad ke-15 Masih Terpasang

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 23 September 2021 | 17:30 WIB
Arkeolog London temukan kerangka dengan sepatu boot masih terpasang. (Museum of London Archaeology)

Dengan kerangka sepanjang paha dengan bagian atas terbuka, menunjukkan bahwa ia mungkin telah bekerja di sungai sebagai nelayan atau pelaut, mengenakan sepatu bot sebagai penyeberang untuk melindungi kakinya.

Selain itu, ada bukti osteoarthritis dan alur yang dalam pada giginya yang disebabkan oleh tindakan berulang seperti lilitan tali di antara gigi-giginya, yang mungkin sebagai seorang nelayan

Davidson mengatakan gaya sepatu bot pada kerangka tersebut, bukan mode kelas atas saat itu, tetapi dekat dengan sepatu sehari-hari kelas pekerja yang terlihat dalam lukisan pada abad ke-14 dan ke-15. Jika dia seorang pekerja sungai, ini bisa membantu menjelaskan keadaan pelestarian sepatu bot yang luar biasa.

"Sementara kain selulosa seperti linen cenderung membusuk di daerah yang tergenang air, pakaian berbasis protein seperti wol dan terutama kulit bertahan dalam kondisi lembab anaerobik jauh lebih baik," jelas Davidson.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan! Seniman Michelangelo Ternyata Bertubuh Pendek

Para arkeolog di London mempelajari kerangka laki-laki dewasa berusia awal tiga puluhan yang jasadnya terbaring tak terganggu selama lebih dari 500 tahun. Sepatu botnya ditemukan masih terpasang dikedua kakinya. (MOLA Headland Infrastructure)

"Proses penyamakan membuat kulit lebih tahan lama, dan jika sepatu botnya digunakan untuk bekerja di dalam air, sepatu bot itu mungkin memiliki perlindungan ekstra seperti minyak, lemak, pitch, atau resin yang bekerja di kulit yang telah membantunya bertahan selama 500 tahun," tambahnya. 

Mereka bahkan menawarkan petunjuk tentang bagaimana lelaki tersebut meninggal. MOLA mencatat bahwa kulit adalah bahan yang sangat berharga pada saat itu, sering digunakan kembali dan didaur ulang. Jadi, seandainya dia dikubur oleh orang yang dicintainya, kemungkinan mereka akan melepas sepatu botnya untuk digunakan kembali terlebih dahulu.

Ini menunjukkan bahwa kematiannya tragis, baik karena kecelakaan atau rancangan, dan pemeriksaan tulangnya mendukung teori ini. Dia berusia kurang dari 35 tahun. Namun, karena tulangnya tidak menunjukkan tanda-tanda trauma, kita mungkin tidak akan pernah tahu apakah dia didorong, jatuh, atau melompat.

Pekerjaan konservasi yang sedang berlangsung pada sepatu bot diharapkan akan mengungkapkan lebih banyak tentang realitas material - apa yang orang kenakan, bagaimana mereka memakainya, dan hubungan mereka dengan sungai berbahaya yang telah terbukti menjadi benang tenun yang luar biasa sepanjang sejarah.

Baca Juga: Pertikaian 'Abadi' Antara Saudara Kandung Lahirkan Adidas dan Puma