Cacing Tanpa Telinga, Tetapi Mampu Merespons Suara Melalui Kulitnya

By Wawan Setiawan, Sabtu, 25 September 2021 | 14:00 WIB
Penelitian baru mengungkapkan bahwa cacing gelang C. elegans dapat merasakan suara meski tidak memiliki telinga. (Queensland Brain Institute )

Dan karena kedua jenis neuron tersebut terlokalisasi di bagian tubuh cacing yang berbeda, cacing dapat mendeteksi sumber suara berdasarkan neuron mana yang diaktifkan. Perasa ini yang dapat membantu cacing untuk mendeteksi dan menghindari pemangsanya, banyak di antaranya menghasilkan suara yang dapat didengar saat berburu.

“Ini meningkatkan kemungkinan bahwa hewan tanpa telinga lainnya dengan tubuh lunak seperti cacing gelang C. elegans—seperti cacing pipih, cacing tanah, dan moluska—mungkin juga dapat merasakan suara.” tutur Xu.

Baca Juga: Invasi Cacing Ular di 15 Negara Bagian AS Bikin Para Ilmuwan Khawatir

Karena panjang tubuh C. elegans sekitar 1 mm dan transparan, semua sel dapat diamati dengan mikroskop saat hidup. Gennya sangat kecil tetapi memiliki gen yang sama dengan manusia. Selain itu, banyak digunakan sebagai organisme model untuk penelitian ilmu saraf, karena individu dengan gen yang sama dapat dengan mudah ditingkatkan karena hermaprodit. (Okinawa Institute of Science and Technology Graduate University )

Sistem model Caenorhabditis elegans, atau cacing gelang. (Jianke Gong and Shawn Xu)

Baca Juga: Cacing Pita 18 Meter Ditemukan dalam Perut Pria Pemakan Daging Mentah

"Berdasarkan perbedaan ini, yang ada hingga ke tingkat molekuler, kami percaya indera pendengaran mungkin telah berevolusi secara independen, beberapa kali di berbagai filum hewan yang berbeda," ujar Xu.

“Kini, melalui C. elegans, kami telah menemukan jalur lain yang berbeda untuk fungsi sensorik ini, yang menunjukkan evolusi konvergen. Ini sangat kontras dengan evolusi penglihatan, yang, seperti yang diusulkan oleh Charles Darwin, terjadi cukup awal dan mungkin hanya sekali dengan nenek moyang yang sama." pungkas Xu.

Saat ini, semua indra utama telah diamati pada C. elegans, Xu dan rekan-rekannya berencana untuk menyelidiki lebih jauh lagi mekanisme genetik dan neurobiologi yang mendorong sensasi ini.