Nationalgeographic.co.id—Layaknya manusia, dinosaurus bisa jatuh sakit dan terluka. Satwa purba itu bisa menderita sakit gigi sampai asam urat, bahkan kanker. Dengan mendeteksi kondisi medis dalam fosil, ahli paleopatologi bersama ahli penyakit kuno dan cedera, memperoleh wawasan yang menarik tentang perilaku dan evolusi dinosaurus. Mereka studi tentang bagaimana dinosaurus bergerak di dunianya, hubungan antara pemangsa dan mangsa, dan bagaimana dinosaurus dari spesies yang sama berinteraksi.
Namun, seperti yang dilansir CNN baru-baru ini, saat mereka mencoba mendiagnosis penyakit berusia jutaan tahun dari fosil, jelaslah menjumpai kegagalan dalam hasilnya.
Pertama, catatan fosil hanya mengungkapkan sebagian kecil dari makhluk yang hidup di masa lalu, dan fosil itu sampai pada kita setelah melewati banyak rintangan selama jutaan tahun.
Kedua, fosil memiliki sebagian besar jaringan lunak yang hilang, sehingga para ilmuwan mengandalkan tulang untuk mendapatkan informasi. Dan seringkali sangat sulit untuk menentukan apakah deformasi pada struktur tulang dinosaurus disebabkan oleh penyakit atau penghancuran sedimen dari waktu ke waktu.