Sebuah analisis baru yang diterbitkan pada tahun 2020 menemukan bahwa penyok itu disebabkan oleh patah punggung. Makhluk itu juga memiliki tulang rusuk yang patah, panggul yang cacat, dan lesi gigi. Bertozzo percaya bahwa patah punggung itu mungkin disebabkan oleh batu atau pohon yang jatuh, tetapi dinosaurus itu tidak mati karena luka-lukanya - setidaknya tidak secara langsung. Bertozzo mengatakan makhluk itu tetap hidup setidaknya empat bulan, dan analisis mereka menunjukkan bahwa luka-luka itu mulai sembuh sebelum kematian makhluk itu.
Bertozzo percaya bahwa beberapa dinosaurus pasti mampu mengatasi dan bertahan dari cedera parah. Dia mengatakan satu hipotesis bahwa sistem kekebalan yang kuat adalah mekanisme bertahan hidup untuk beberapa herbivora, seperti Hadrosaurus. Ia tidak memiliki fitur pertahanan seperti pelat lapis baja, ekor berduri atau tanduk tajam yang umum pada spesies pemakan tumbuhan lainnya, seperti Triceratops.
Dinosaurus juga hidup dengan kanker, yang dalam beberapa kasus mirip pada manusia saat ini. Dinosaurus bertanduk bernama Centrosaurus apertus yang hidup 76 hingga 77 juta tahun lalu di tempat yang sekarang bernama Alberta, Kanada, mengidap kanker. Ia didiagnosis dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2020 dengan osteosarcoma—kanker tulang ganas yang dapat menyerang manusia.
Baca Juga: Triceratops Terbesar di Dunia Akan Dilelang Mulai Rp 20 Miliar
Peneliti menyimpulkan itu adalah kanker stadium lanjut yang mungkin telah menyebar ke seluruh tubuh dinosaurus. Akan tetapi, faktor penyebab kematian seekor dinosaurus ini mungkin berpeluang kecil untuk dinosaurus lainnya.
Cruzado-Caballero mendiagnosis kanker yang sama di Bonapartesaurus, yang ditemukan di Patagonia Argentina pada 1980-an. Dinosaurus ini memiliki pertumbuhan tulang yang berlebihan seperti kembang kol di kakinya. Akan tetapi, ungkap para peneliti, pertumbuhan itu belum menyebar ke bagian lain dari tubuh hewan ini, dan dia tidak berpikir itu akan sangat memengaruhi kehidupan sehari-harinya.
Kemungkinan yang lebih menyakitkan adalah dua patah tulang di ekornya, yang sembuh dalam posisi abnormal dan mungkin mengalami juga infeksi saat penyembuhan, kata Cruzado-Caballero, yang juga seorang profesor di Universitas La Laguna di Tenerife, Spanyol.
Baca Juga: Gembala Sapi Temukan 'Dinosaurus Bercangkang' Berusia 20.000 Tahun