Kisah Agnes Bowker Melahirkan Kucing dan Misteri di Baliknya

By Utomo Priyambodo, Jumat, 24 September 2021 | 18:30 WIB
Ilustrasi perempuan hamil. (Citra Anastasia)

Nationalgeographic.co.id—Selalu ada penjelasan logis dari setiap kisah misterius yang muncul di tengah-tengah masyarakat kita, jika kita mau bersungguh-sungguh menyingkapnya. Kisah yang terjadi pada Agnes Bowker dari Market Harborough di Inggris adalah salah satu contohnya.

Bowker adalah seorang pembantu rumah tangga yang belum menikah. Namun pada 17 Januari 1569, ia dikabarkan telah melahirkan. Yang mengejutkan bukan hanya status bahwa ia belum menikah, melainkan juga sesuatu yang ia lahirkan.

Perempuan yang masih berusia 27 tahun kala itu dikabarkan melahirkan seekor kucing. Di sisi Bowker ada bidan Margaret Roose dan Elizabeth Harrison yang membantunya melewati kehamilannya yang menyakitkan.

Kisah bahwa Bawker melahirkan kucing yang berlumuran darah dibenarkan oleh kedua bidan tersebut. Keajaiban persalinan Agnes Bowker yang ganjil ini kemudian memberinya gelar "ibu monster" di antara penduduk kota yang sangat percaya takhayul.

Scotsman memberitakan bahwa banyak penduduk percaya bahwa "kelahiran monster" itu menandakan "perubahan kerajaan" dan "kehancuran pangeran" di Inggris. Kisah Bowker ini kemudian segera menarik perhatian Komisaris Archdeacon Anthony Anderson, Earl dari Huntingdon Henry Hastings, Uskup London Edmund Grindle, sekretaris negara William Cecil, dan akhirnya, Ratu Elizabeth I sendiri.

Intrik dari orang-orang tertinggi di negeri itu menyebabkan Agnes Bowker dipanggil ke pengadilan diakon agung pada tanggal 18 Februari 1569. Kisah Bowker bisa sampai ke pengadilan karena pada masa itu orang-orang di Inggris masih percaya sihir dan hal-hal yang berbau mistis lainnya.

Berdasarkan catatan Leila Kozma, seorang penulis masa kini, Agnes Bowker dianggap sakit mental dan memiliki imajinasi yang terlalu aktif. Di pengadilan Bowker berulang kali mengeklaim bahwa dirinya telah diperkosa oleh binatang buas dan kemudian hamil dan mengandung seekor kucing.

Baca Juga: Seorang Perempuan Muda Mali Melahirkan Sembilan Bayi Kembar di Maroko

Agnes Bowker (lahir 1540) adalah seorang asisten rumah tangga Inggris dan diduga ibu dari seekor kucing pada 1569. Gambar karya Anthony Anderson yang melukiskan kucing yang dilahrikan Agnes berwarna merah. (BRITISH LIBRARY)

Meski klaimnya ini tak terdengar masuk akal, bidan Roose dan Harrison adalah orang-orang yang paling bersikukuh dengan klaim ini. Namun begitu hasil penyelidikan menemukan bahwa mereka sebenarnya tidak pernah hadir saat Bowker sedang benar-benar melahirkan.

Pada akhirnya, satu-satunya bukti yang diterima pengadilan adalah bahwa mayat seekor kucing yang telah dikuliti ditemukan atas kepemilikan Bowker. Menurut beberapa laporan penelitian sebagaimana dikutip dari Ancient Origins, komisaris diakon agung Anthony Anderson kemudian memerintahkan pengadilan untuk mengautopsi kucing tersebut.

Hasil autopsi mengungkapkan bahwa kucing yang diklaim sebagai anak Bowker itu memiliki jejak daging dan jerami dari isi perutnya dan tampak tidak berbeda dengan kucing lain pada umumnya. Dalam gambar dan catatan Anderson, kucing itu tidak tampak seperti baru lahir, bersifat supernatural, atau luar biasa.

Pada Februari 1569, hasil autopsi Anderson menyimpulkan bahwa Bowker pasti tidak melahirkan seekor kucing. Kemudian terungkap bahwa kucing mati Bowker itu sangat mirip dengan kucing tetangganya. Kucing tetangganya itu dilaporkan menghilang secara mencurigakan pada bulan-bulan menjelang dugaan kehamilan Bowker.

Baca Juga: Jarang Terjadi, Hiu di Italia Melahirkan Tanpa Dibuahi Pejantan

Di satu sisi, otoritas agama, keluarga kerajaan, dan istana diakon agung merasa lega karena tidak ada kekuatan supernatural di balik kehamilan dan persalinan Bowker. Namun pertanyaan pentingnya adalah apa yang sebenarnya terjadi pada Bowker, dan mengapa seluruh kota Harborough, Leicestershire berkonspirasi untuk mengklaim bahwa Bowker melahirkan seekor kucing?

Akhirnya, Bowker mengaku telah melahirkan seorang anak yang meninggal. Namun, bahkan dalam pengakuannya, dia tidak jelas apakah anak itu dirawat atau meninggal selama persalinannya. Dia mengklaim bayi itu telah dimakamkan di Little Bowden. Meskipun Bowker terbukti berbohong, kebenaran yang sebenarnya tampak jauh lebih jahat. Dia berbohong demi menutupi status pernikahan dan persalinannya itu.

Menurut artikel yang ditulis Leila Kozma, Bowker menyebutkan beberapa cerita yang terdiri atas dia ditunggangi oleh binatang buas, diperkosa, dan terus-menerus dianiaya. Namun, kebenaran yang menyedihkan dari ceritanya adalah bahwa dia telah dilecehkan secara seksual dan dimanfaatkan karena penyakit mentalnya dan statusnya dari kelas pekerja yang rendah.

Dia mungkin memang hamil dan takut dipermalukan secara sosial dan dikucilkan karena sesuatu yang di luar kendalinya. Jika ketahuan dan dikucilkan, dia tidak akan sulit mendapat pekerjaan dan juga tidak dapat menerima bantuan dari keluarganya atau masyarakat kota.

Baca Juga: Dua Perempuan India Ciptakan Celana Jin Anti Perkosaan

Ratu Elizabeth di awal 40-an. Dia memiliki rambut merah, kulit putih, dan memakai mahkota dan kalung mutiara. Kisah Bowker segera menarik perhatian Komisaris Archdeacon Anthony Anderson, Earl dari Huntingdon Henry Hastings, Uskup London Edmund Grindle, sekretaris negara William Cecil, dan akhirnya, sampai juga ke Ratu Elizabeth I. (Public Domain)

Dari sudut pandang Leila Kozma, jika seluruh kota membantu Bowker dalam fantasi supernaturalnya, ini akan mengurangi dampak yang akan dia hadapi jika dia menjadi korban kekerasan seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan. Dengan mengeklaim dirinya memiliki penyakit mental dan menjadi korban kekuatan sihir atau supernatural setidaknya akan memungkinkan dia untuk mempertahankan beberapa posisi dalam komunitasnya.

Pada masa itu, seluruh Inggris lebih memilih seorang wanita menjadi korban kehamilan supernatural daripada menjadi korban kehamilan yang tidak diinginkan, apalagi menjadi pelaku pembunuhan bayi.

Menurut Kozma, hingga 3% dari anak-anak yang lahir selama era Elizabeth, sayangnya, adalah hasil dari pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap pembantu rumah tangga. Apa yang memperburuk masalah adalah bahwa selama era ini, ada kepercayaan umum bahwa agar pembuahan dapat berlangsung, baik pria maupun wanita perlu mencapai orgasme. Hal ini mengakibatkan mengkategorikan kehamilan akibat perkosaan sebagai pelanggaran ringan dan kejahatan nafsu bersama.

Sifat supernatural dari kisah Bowker ini bisa menjadi cerita sampul yang menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih menakutkan: ketakutan akan ditinggalkan, dihakimi, dan dikucilkan hanya karena menjadi korban pemerkosaan dan kehamilan yang tidak diinginkan. Hingga di zaman modern saat ini sayangnya masih banyak orang yang memperlakukan korban perkosaan atau pelecehan seksual seolah pelaku kejahatan.

Baca Juga: Tradisi Menyetrika Payudara Agar Terhindar dari Kejahatan Seksual