Misteri 61 Tato di Tubuh Otzi, Mumi Manusia Es Berusia 5.300 Tahun

By Utomo Priyambodo, Selasa, 28 September 2021 | 18:30 WIB
Ötzi the Iceman, pemilik tato tertua, memiliki tato di beberapa titik pada lengan dan betisnya. Tato pada tubuh Otzi dibuat dengan menyayat kulit, lalu menggosokkan arang pada rongganya; dapat dilihat pada kotak merah pada gambar. (A. Deter-Wolf)

Nationalgeographic.co.id—Ada beberapa hal yang menarik dari Otzi, manusia es prasejarah yang tubuhnya membeku menjadi mumi. Mumi berusia 5.300 tahun ini bukan hanya mumi paling terkenal di Eropa. Namun juga merupakan salah satu penemuan paling signifikan bagi mereka yang mempelajari sejarah global tato.

Tubuh Otzi dihiasi dengan 61 tato yang sangat terpelihara oleh iklim glasial. Keberadaan tato-tato pada tubuh mumi kuno ini tak pernah diketahui sebelum dua turis Jerman menemukan tubuh mumi 30 tahun lalu di gletser di Pegunungan Alpen Italia.

Arti dari tato-tato tersebut telah diperdebatkan sejak penemuannya oleh dua pendaki tersebut. Banyak tato Otzi ditemukan berupa garis yang ditarik di sepanjang area seperti punggung bawah, lutut, pergelangan tangan dan pergelangan kaki, area di mana orang paling sering mengalami rasa sakit yang berkelanjutan seiring bertambahnya usia.

Beberapa peneliti percaya tato-tato ini menjadi pengobatan kuno untuk rasa sakit. Berbagai tumbuhan yang diketahui memiliki khasiat obat ditemukan di dekat tempat peristirahatan Otzi, yang semakin memperkuat teori ini.

Namun, tidak semua tato Otzi berada di tempat-tempat yang biasanya nyeri persendian muncul akibat penuaan. Otzi juga memiliki tato di dadanya. Teori tujuan di balik rangkaian tato ini, yang ditemukan menggunakan teknik pencitraan baru pada tahun 2015, berkisar dari akupunktur awal atau ritual penyembuhan seremonial hingga menjadi bagian dari sistem ritual atau kepercayaan agama.

Menurut Allison Hwan, peneliti dari Instructional Faculty in Communication di Arizona State University, gagasan bahwa tato-tato Otzi mungkin memiliki makna budaya atau agama yang mendalam bagi dia dan orang-orangnya bukanlah tanpa alasan.

Baca Juga: Seperti Inilah Suara Otzi Sang Manusia Es

Peneliti mengambil sampel dari perut Otzi. (South Tyrol Archaeology Museum, Eurac/M. Samadelli)

"Sebagai sejarawan dan sarjana tato, saya telah melihat bagaimana tato secara historis digunakan untuk penyembuhan seremonial, ritual keagamaan dan untuk menunjukkan milik kelompok budaya dan agama di seluruh dunia kuno dan memimpin hingga zaman modern," tulis Hwan dalam sebuah artikel di The Conversation.

Sejumlah mumi kuno lainnya juga memiliki tato di tubuhnya. Sebagai contoh, sisa-sisa mumi wanita di Mesir memiliki tato yang berasal dari tahun 2000 Sebelum Masehi. Selain itu, gambar-gambar pada relief makam dan patung kuno juga ada yang menggambarkan para wanita bertato yang berasal dari tahun 4000-3500 Sebelum Masehi.

Dalam kedua kasus tersebut, tato adalah serangkaian titik yang sering diartikan seperti jaring pelindung di perut wanita. Ada juga tato Dewi Bes Mesir, yang dianggap sebagai pelindung wanita dalam proses persalinan, di paha atas wanita. Dalam kedua kasus itu, tato-tato kuno ini dianggap sebagai semacam jimat perlindungan bagi wanita yang akan melahirkan.

Baca Juga: Setelah 2.600 Tahun, Investigasi Kematian Mumi Perempuan Terpecahkan

Herodotus, sejarawan Yunani awal, membahas bagaimana para budak yang melarikan diri di Canopus secara sukarela menato diri mereka sendiri sebagai cara untuk menutupi merek yang dilakukan pada mereka oleh tuan mereka. Selain itu tato ini juga menggambarkan pengabdian religius.

Tanda baru ini sering digunakan untuk melambangkan bahwa pria dan wanita ini tidak lagi melayani tuan budak duniawi mereka, tetapi sekarang melayani dewa atau dewi tertentu.

Orang-orang Māori di Selandia Baru telah mempraktikkan seni tato Tā Moko selama berabad-abad. Tato ini, yang masih dipraktikkan sampai sekarang, memiliki makna budaya dan sejarah yang mendalam. Tato tidak hanya menyampaikan status sosial, identifikasi keluarga dan pencapaian hidup seseorang, tetapi juga memiliki makna spiritual dengan desain yang mengandung jimat pelindung dan menarik roh untuk melindungi pemakainya.

Sosok Otzi Si Manusia Es, setelah direkonstruksi di South Tyrol Museum of Archaeology di Bolzano, It (Mahandis Yoanata Thamrin)

Beberapa suku asli Amerika dan Bangsa Pertama di Amerika Utara memiliki sejarah panjang memakai tato suci. Pada tahun 1878, antropolog awal James Swan menulis beberapa esai tentang orang-orang Haida yang ditemuinya di sekitar Port Townsend, Washington.

Dalam satu esai dia merinci bahwa tato lebih dari sekadar hiasan, dengan setiap desain memiliki tujuan suci. Dia juga merinci bahwa orang-orang yang memiliki tato dianggap sebagai pemimpin spiritual atau orang suci.

Dewa matahari, angin, pembelajaran dan udara Aztec kuno, Quetzalcoatl, sering digambarkan memiliki tato di relief kuno. Orang-orang Aztec sendiri mempraktikkan tato agama, dengan pendeta mereka sering bertanggung jawab atas berbagai bentuk seni tubuh dan modifikasi.

Baca Juga: Misteri Mumi Mesir Berusia 4.000 Tahun Terpecahkan Berkat Bantuan FBI

Rekonstruksi tubuh manusia es Otzi. (Lutfi Fauziah)

Di zaman modern, kita masih dapat melihat orang-orang di seluruh dunia mengenakan tato suci dengan makna religius.

Apa arti tato-taro yang menghiasi tubuh mumi Otzi si manusia es kemungkinan besar akan tetap menjadi misteri. Namun tubuh Otzi adalah pengingat penting bahwa tato telah, dan terus menjadi, bagian suci dari banyak budaya di seluruh dunia