Misteri Semesta: Kelangkaan Warna Biru di Kehidupan Alam Liar Kita

By Fikri Muhammad, Jumat, 1 Oktober 2021 | 14:00 WIB
Pada katak panah beracun, warna biru cerah menyiarkan peringatan kepada pemangsa bahwa hewan itu beracun. (LILLIAN KING)

Nationalgeographic.co.id—Ketika menatap langit dan lautan yang tak berujung kita mungkin berpikir bahwa warna biru adalah hal yang umum di alam bebas. Akan tetapi, di antara semua warna yang ditemukan di bebatuan, tanaman, bunga, bulu, dan sisik binatang, warna biru sangat langka. Kenapa warna ini sangat langka?

Kita dapat melihat warna karena mata kita mengandung sekitar enam juta hingga tujuh juta sel peka cahaya yang disebut kerucut. Ada tiga jenis kerucut di mata seseorang dengan pengelihatan warna normal. Setiap jenis kerucut memiliki sensitifitas tinggi terhadap panjang gelombang cahaya tertentu: merah, hijau, dan biru.

Informasi dari jutaan sel kerucut mencapai otak kita sebagai sinyal listrik yang mengomunikasikan semua jenis cahaya yang dipantulkan oleh apa yang kita lihat. Kemudian, sinyal-sinyal itu ditafsirkan sebagai nuansa warna yang berbeda.