Analisa Tinta Ungkapkan Rahasia dalam Surat Cinta Marie Antoinette

By Agnes Angelros Nevio, Minggu, 3 Oktober 2021 | 09:00 WIB
Foto dari halaman surat yang ditulis Marie Antoinette kepada Fersen pada tanggal 4 Januari 1792. ()

Nationalgeographic.co.id - Di dunia yang tercabik-cabik oleh Revolusi Prancis, Ratu Marie Antoinette ditakdirkan hanya bisa bertukar surat rahasia dengan kekasih ‘gelapnya’. Kemudian seseorang mencoba untuk Menyensor beberapa bagian dalam surat tersebut entah apa maksudnya dan siapakah orang tersebut ?

"Kekasih," "gila" dan "teman lembut" adalah di antara kata-kata yang disensor dan baru-baru ini ditemukan oleh para ilmuwan dalam serangkaian surat rahasia yang dipertukarkan oleh Marie Antoinette dengan kekasih gelapnya yaitu bangsawan Swedia Axel von Fersen – menurut rumor.

Sang ratu Prancis yang merupakan isri dari Raja Louis XVI diperkirakan telah cukup banyak bertukar surat dengan Von Fersen selama rentang waktu satu tahun pada abad ke-18, selama masa revolusi Prancis.

Para sejarawan mendapatkan beberapa surat milik Von Fersen yang disimpan dalam arsip keluarga Fersen, kemudia surat-surat itu disimpan di dalam arsip Prancis. Banyak kata-kata dan frasa dalam surat itu yang diburamkan.

Analisis kimia dari tinta yang dilakukan oleh sekelompok peneliti Prancis tidak hanya mengungkapkan kata-kata yang telah di sensor, tetapi juga identitas orang yang telah melakukannya.

Baca Juga: Gelang Permata Peninggalan Ratu Prancis Marie Antoinette Dilelang

Mereka telah mengungkap bahasa yang penuh gairah dalam frasa yang disensor pada delapan dari 15 surat yang dipertukarkan di antara keduanya. Analisis tinta menunjukkan bahwa von Fersen sendirilah yang menyensor surat Antoinette, temuan tersebut dilansir dari jurnal Science Advances, yang diterbitkan 1 Oktober lalu.

“Kami sangat berhati-hati agar tidak membuat kesimpulan drastis tentang hubungan romantis yang dikabarkan antara Antoinette dan von Fersen, meskipun hubungan mereka terbilang cukup jelas," kata penulis utama Anne Michelin, seorang peneliti di Pusat Penelitian Konservasi di Prancis.

Namun "surat-surat itu hanya satu dari banyaknya aspek dari hubungan ini," dan perasaan yang mereka ungkapkan dalam tulisan mereka mungkin telah diintensifkan oleh krisis di sekitar mereka, ujar Michelin yang dilansir dari Live Science.

Dari Juni 1791 hingga Agustus 1792, saat Marie Antoinette dan anggota keluarga kerajaan lainnya dikurung di Istana Tuileries Paris dan sedang merencanakan upaya pelarian, sang ratu bertukar surat rahasia dengan Pangeran Swedia Axel von Fersen.

“Apakah Surat tersebut berisi kata-kata cinta atau rahasia negara memanglah sebuah misteri lama,” kata Anne Michelin

Baca Juga: Surat Albert Einstein yang Berisi Rumus E=MC2 Dijual Rp17,2 Miliar

Untuk mengungkap tulisan di balik redaksi—pusaran coretan gelap dipermudah dengan huruf tambahan untuk membuang coretan—para peneliti menggunakan metode yang disebut spektroskopi fluoresensi sinar-X (XRF).

Pemindai XRF mengarahkan sinar-X ke surat, menarik atom yang ada dalam tinta, yang kemudian memancarkan gelombang panjang unik yang memungkinkan peneliti mengidentifikasi atom mana yang ada di setiap piksel.

Untuk mempermudah, coba Anda bayangkan sedang menulis Surat cinta dengan tinta tembaga, dan Anda merasa malu dengan tulisan tersebut—mencoretnya dengan tinta dari besi. Itu adalah masalah dalam coretan yang ada di surat Antoinette dan von Fersen, jadi peneliti memindai tembaga yang memungkinkan tulisan anda akan terlihat.

"Pekerjaan yang fantastis ... Saya pikir pekerjaan itu bisa berbicara sendiri," kata Joris Dik, seorang profesor dan kepala departemen Ilmu dan Teknik Material di Technische Universiteit Delft di Belanda, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Dik dan rekan-rekannya di Antwerp University adalah yang pertama mengembangkan teknik spektroskopi XRF sekitar 10 tahun yang lalu, untuk memindai gambar tersembunyi di permukaan besar seperti lukisan.

Selanjutnya peneliti mencoba mengidentifikasi coretan. Hipotesis utama adalah bahwa coretan tersebut kemungkinan dibuat oleh seseorang dalam keluarga von Ferson—mungkin untuk menjaga reputasi mereka—seperti keponakan buyutnya.

Namun ketika penelitian dilakukan lebih dalam, para peneliti justru terkejut saat menemukan siapa pelaku yang mencoret surat cinta tersebut. Mereka membandingkan komposisi tinta yang digunakan oleh von Fersen dengan tinta coretan dan menemukan bahwa komposisi tinta coretan sama dengan tinta tulis pada surat lain.

"Kebetulan itu terlalu besar," kata Michelin. Terlebih lagi, dalam satu surat, von Fersen menambahkan beberapa kata—seorang spesialis menegaskan bahwa itu adalah tulisan tangannya—di atas bagian yang disunting dengan tinta yang sama dengan redaksi. Teks yang diedit berbunyi "surat tanggal 28 sampai padaku," sedangkan teks awalnya adalah "surat tanggal 28 membuatku bahagia."

Sekarang, Michelin dan timnya berharap untuk menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu mereka menguraikan beberapa teks berkualitas buruk yang mereka temukan di bawah coretan.