Sang Kaisar digambarkan memiliki cangkir batu giok bertuliskan kata-kata "Panjang Umur bagi Penguasa Manusia". Ia pun memanjakan dirinya dengan ramuan bubuk giok yang dicampur dengan embun manis.
Manfaat batu giok masih dirasakan bahkan sampai di alam baka. Para penguasa Han percaya bahwa batu giok juga akan melestarikan tubuh dan jiwa yang melekat padanya dalam kematian. Sehingga mereka dimakamkan dengan pakaian pemakaman batu giok. Pakaian yang dibuat dengan tangan, terdiri dari ribuan potongan batu giok yang dipoles dan dijahit dengan benang.
Potongan batu giok sebagian besar berbentuk persegi atau persegi panjang. Namun ada juga yang berbentuk plakat segitiga, trapesium dan belah ketupat. Potongan batu giok itu disambung dengan kawat, dijalin melalui lubang kecil yang dibor di dekat sudut masing-masing bagian.
Menurut Hòu Hànsh (Kitab Han Terakhir), jenis benang yang digunakan tergantung pada status sosial seseorang. Batu giok seorang kaisar dijalin dengan emas, bangsawan tingkat tinggi dengan perak, putra dan putri bangsawan dengan tembaga, dan bangsawan peringkat rendah dengan sutra.
Potongan batu giok tambahan juga ditemukan di bawah penutup kepala. Ini termasuk plakat berbentuk untuk menutupi mata dan sumbat agar sesuai dengan telinga dan hidung.
Pakaian pemakaman giok pertama kali didokumentasikan dalam sebuah literatur sekitar tahun 320 M. Namun, hal ini belum dikonfirmasi sampai tahun 1968, ketika makam Pangeran Liu Sheng dan istrinya Putri Dou Wan ditemukan. Keduanya berasal dari dinasti Han.