"Islam pada abad ke-19 dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima," tambah Ansari.
"Jadi sangat tidak wajar bagi seseorang dari latar belakang seperti itu untuk pindah agama."
Media pertama bagi Muslim
Karya Quilliam ditanggapi dengan kemarahan dan juga kebencian.
Jahangir Mohammed mengatakan, kebencian dan kemarahan orang terhadap Quilliam semakin meningkat setelah ia mendirikan masjid dan upayanya untuk pindah agama berhasil.
"Ia berhasil mengajak 200 warga lokal dan 600 orang di seluruh Inggris untuk pindah agama dan ia menghabiskan banyak waktu melakukan syiar tentang Islam dan bahwa Islam bukan agama setan," kata Mohammed.
"Karena ia berhasil dan warga Kristen pindah ke Islam, banyak yang memusuhinya."
"Orang datang dan menyerangnya. Mereka melempar kepala babi, silet, batu. Ulang sebagian dari mereka dipicu oleh para pendeta, dan sebagian lain oleh media. Namun, ia tetap menghadapinya."
Serangan ini dihadapi Quilliam dengan mendirikan "media pertama bagi Muslim".
"Ia menanggapi serangan itu di media dan memproduksi karya jurnalisme Muslim pertama," tambah Mohammed.
"Ia mendorong warga Muslim untuk menulis dan angkat bicara. Ia mengajukan petisi ke Ratu Victoria agar pandangannya didengar."
Tulisannya menjadi bacaan penting dan salah satu bukunya, Faith of Islam, memiliki tiga edisi yang diterjemahkan dalam 13 bahasa.