Bagaimana Hubungan Sains dan Agama?

By , Selasa, 29 Juli 2014 | 13:10 WIB

Kemudian muncul keributan terkenal tentang Musa dan monyet di Inggris pada masa Ratu Victoria abad ke 19, ketika sejumlah warga Kristen menyerang teori evolusi Charles Darwin karena bertentangan dengan Injil.

Di Oxford pada tahun 1860, kurang setahun setelah penerbitan On The Origin of Species yang menjadi dasar teori tersebut, terjadi perdebatan terkenal antara Uskup Oxford, Samuel Wilberforce dan ahli biologi Thomas Huxley.

Dikabarkan bahwa di depan ruang pertemuan yang penuh pengunjung Wilberforce bertanya kepada Huxley apakah kakek atau neneknya yang keturunan monyet.

Uskup zaman Victoria memandang hal ini sebagai lelucon tetapi Huxley tersinggung.

Dengan marah dia mengatakan dirinya lebih suka menjadi keturunan monyat daripada seorang uskup yang menyalahgunakan kekuasaan dengan berusaha melucu dalam sebuah pembicaraan serius. 

Galileo Galilei menemukan, bahwa Bumi mengorbit Matahari, pengamatan yang ia lakukan saat menjadi tahanan rumah selama delapan tahun terakhir hidupnya. Foto: The Gallery Collection/Corbis
!break!

Hubungan monyet

Saat menulis karya besarnya, Darwin masih percaya pada Tuhan, dan menulis tentang pencipta yang menerapkan hukum materi dan memberikan kehidupan pada alam.

"Kemegahan terjadi dalam pandangan hidup seperti ini," Darwin menyimpulkan dan banyak orang sependapat.

Sekarang terdapat sejumlah ilmuwan aliran evolusi yang menggabungkan ilmu pengetahuan dengan keyakinan agama.

Kenneth Miller adalah seorang ahli biologi beragam Katolik yang menentang bentuk baru penciptaan Disain Pintar yang terjadi di sebagian wilayah Amerika. Mantan pimpinan Proyek Genom Manusia Francis Collins memadukan agama Protestan dengan pekerjaannya sebagai ahli genetika.

Di dekat makam Darwin di Westminster Abbey terdapat bapak ilmu pengetahuan lain, Sir Isaac Newton yang menjadi Profesor Lucasian matematika di Cambridge tiga abad sebelum Stephen Hawking.

Kita dapat memperkirakan pendapat Newton tentang kesimpulan teologis penerusnya. Newton menulis ateisme "tidak berguna dan menjijikkan". Newton memandang keteraturan kosmos menunjukkan Tuhan "sangat trampil dalam mekanika dan geometri", Tuhan agak mirip dengan Newton sendiri.