10 Deretan Satwa dan Puspa Baru yang Ditemukan pada Abad Ini

By Agnes Angelros Nevio, Selasa, 18 Januari 2022 | 16:00 WIB
Katydid: Betina terlihat cantik dengan warna pink (Sci-today)

Laba-laba memiliki warna yang sulit dilihat dengan baik saat bersandingan dengan daun-daun cokelat yang mati, kering, dan di antara daun-daun itulah ia bersembunyi di siang hari. Diketahui dari spesimen tunggal, spesies ini diyakini aktif di malam hari di hutan Ghats Barat tengah, India, di mana vegetasi hijau dan semi hijau dikelilingi oleh pohon gugur. Laba-laba membangun jaring vertikal berbentuk bola dan belum ada spesies jantan yang ditemukan.

Eulophophyllum kirkim (Malaysia)

Katydid: Betina terlihat cantik dengan warna pink (Sci-today)

Beberapa penemuan dijumpai meski tidak diharapkan, contohnya spesies katydid baru yang spektakuler ini ditemukan saat para peneliti mencari tarantula dan ular di Kalimantan.

Dinamakan dari seorang fotografer yang memotret satu-satunya spesimen yang diketahui, Peter Kirk, fitur Eulophophyllum kirki yang paling mencolok adalah penggunaan warna dan mimikrinya untuk berbaur dengan dedaunan. Katydids memiliki panjang sekitar 40 mm (1,5 inci) dengan jantan yang berwarna hijau dan betina merah muda cemerlang. Spesies yang baru diberi nama ini memiliki penampilan seperti daun yang luar biasa, termasuk kaki belakang yang lebih kecil, namun bentuk dan detailnyapun mirip daun.

Karena ditemukan di kawasan yang sangat dilindungi, izin pengumpulan tidak dapat diperoleh dan tidak ada spesimen yang dikumpulkan. Ini menciptakan potensi kebingungan di masa depan karena katydids serupa ditemukan dan menggambarkan ketegangan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan peraturan pengumpulan yang bermaksud baik.

Gracilimus radix (Indonesia)

Tikus: Kelompok tikus menjadi anggota dari tikus omnivora (Sci-today)

Dalam apa yang tampak sebagai pembalikan evolusioner, tikus akar Sulawesi yang baru ditemukan memakan materi tumbuhan dan hewan, menjadikannya unik di antara kerabatnya yang sangat karnivora.

Tikus diketahui terkadang memakan akar, dan nama G. radix berasal dari kata Latin untuk "akar." spesies ini paling dekat hubungannya dengan tikus air Sulawesi, dengan keduanya termasuk dalam kelompok yang lebih besar, termasuk tikus cicak.

Ditemukan hanya di Pulau Sulawesi di Indonesia, tikus kecil dan ramping, dengan bulu abu-abu-coklat, telinga bulat, dan ekor berambut jarang. Tujuh spesies hewan pengerat baru, yang mewakili empat genera baru (termasuk yang satu ini), telah ditemukan sejak 2012, menunjukkan bahwa masih banyak tikus yang tidak dikenal di fauna Sulawesi.

Illacme tobini (Amerika)