Lewat analisis baru yang dilaporkan di PNAS Senin (11/10/2021), sebuah fosil tanaman yang lewat model iklim yang dibuat para peneliti, menunjukkan adanya kondisi dingin yang membatasi tutupan hutan di Pangaea. Dampaknya pun cukup dalam bagi laju evolusi tanaman. Makalah itu berjudul Freeze tolerance influenced forest cover and hydrology during the Pennsylvanian.
Selama zaman es, gletser terkadang lebih maju atau lebih mundur selama serangkaian periode glasial dan intergalisal yang terlatif lebih hangat. Zaman es yang pernah dihadapi manusia berbeda dengan dalam penelitian ini. Kita sempat menghadapi zaman es pada 11.000 tahun lalu, atau disebut zaman es terakhir.
Sementara zaman es ini lebih jauh berada di periode Paleozoikum akhir sekitar 340 hingga 285 juta tahun lalu. Masa itu ditandai ketika es glasial menutupi sebagian besar daratan dan lautan lebih surut, serta amtosfer mengalami perubahan tingkat karbon dioksida dan oksigen secara dramatis.
Melansir Popular Science, William Mattheus, ahli biologi di Baylor University yang menjadi rekan penulis peneltian itu berpendapat, temuan ini membantu kita mempersiapkan masa depan pada terkait tanaman yang hidup di lingkungan keras.
Baca Juga: Fosil Ini Ungkap Kelompok Mamalia Purba dan Terbelahnya Benua Pangaea
"Ada banyak informasi tentang tumbuhan yang punah yang dapat kita manfaatkan untuk membuat kesimpulan kuantitatif tentang bagaimana Bumi berada sepanjang sejarah alam," ungkapnya. "Dan jika kita memiliki harapan untuk memahami bagaimana iklim kita akan berubah di masa depan, kita benar-benar perlu melakukannya."
Mattheus melanjutkan, komunitas tumbuhan selaman zaman es ini terlihat berbeda dari yang ada sekarang. Satu kelompok tanaman Lycopodiopsida seperti clubmosses—sejenis pinus tanah—tumbuh dengan ukuran kecil, pada masanya bisa mencapai puluhan meter.
Sementara jenis pteridosperma yang daunnya berbentuk seperti pakis, tidak memiliki kerabat yang masih hidup saat ini. Zaman es juga memiliki banyak tanaman yang menjadi kerabat awal pohon seperti tumbuhan runjung (sekelompok tumbuhan berbiji terbuka) saat ini.
Tanaman seperti ini dapat mempengaruhi iklim sekitarnya lewat berbagai cara. Tumbuhan, khususnya pepohonan, menghasilkan oksigen dan mengunci sebagian besar karbon.
Baca Juga: Berjalan Kaki Antarnegara, Keniscayaan pada 250 Juta Tahun Lagi