Nationalgeographic.co.id - Sebuah laporan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal bergengsi Nature edisi 13 Oktober 2021 mengungkapkan penemuan 1.652 ledakan radio cepat atau fast radio bursts (FRB) di luar angkasa. Temuan tersebut merupakan yang terbesar terdeteksi hingga saat ini yang pernah tercatat.
Tim astronom internasional mengamati temuan tersebut menggunakan Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope (FAST) di Tiongkok. Fenomena misterius tersebut dijuluki FRB 121102 dan mewakili lebih banyak FRB dalam satu peristiwa daripada gabungan semua kejadian yang dilaporkan sebelumnya.
Studi tersebut melibatkan lebih dari 30 anggota penulis dari 16 institusi di empat negara dan merupakan bagian dari kolaborasi jangka panjang antarinstitusi. Selain University of Nevada dan National Astronomical Observatories of the Chinese Academy of Sciencesn (NAOC), Guizhou Normal University, Cornell University, Max Planck Institute for Radio Astronomy, West Virginia University, CSIRO Astronomy and Space Science, University of California Berkeley, dan Nanjing University.
Diketahui, lebih dari satu dekade setelah penemuan FRB, para astronom masih bingung asal-usul ledakan kosmis berdurasi milidetik. Masing-masing ledakan tersebut menghasilkan energi yang setara dengan energi matahari dalam setahun.
Peneliti melaporkan, 1.652 FRB tersebut independen dari satu sumber selama 47 hari pada tahun 2019. Semburan diukur dengan FAST dalam total 59,5 jam selama 47 hari dari 29 Agustus hingga 29 Oktober 2019.
Baca Juga: Gelombang Radio dari Bintang yang Jauh Mengungkap Planet Tersembunyi
"Ini adalah pertama kalinya satu sumber FRB dipelajari dengan sangat rinci," kata Bing Zhang, astrofisikawan University of Nevada, Las Vegas, dalam rilis UNLV.
Zhang mengatakan, set ledakan besar tersebut membantu para peneliti untuk mengetahui sumbernya. Tidak seperti ledakan sebelumnya yang berbeda karakteristik energi dan distribusi energinya.
Sejak FRB pertama kali ditemukan pada tahun 2007, para astronom di seluruh dunia telah beralih ke teleskop radio yang kuat seperti FAST untuk melacak semburan dan mencari petunjuk dari mana asalnya dan bagaimana mereka dihasilkan. Sumber yang menggerakkan sebagian besar FRB secara luas diyakini sebagai magnetar, bintang neutron berukuran sebuah kota yang sangat padat dan memiliki medan magnet yang sangat kuat di alam semesta. Dan sementara para ilmuwan mendapatkan kejelasan yang lebih besar tentang apa yang menghasilkan FRB, lokasi pasti di mana mereka terjadi masih menjadi misteri.
Menurut Zhang, ada dua model aktif dari mana FRB berasal. Salah satunya bisa karena mereka berasal dari magnetosfer, atau dalam medan magnet magnetar yang kuat. Teori lain adalah bahwa FRB terbentuk dari kejutan relativistik di luar magnetosfer yang bergerak dengan kecepatan cahaya.
Baca Juga: NASA Berencana Memasang Teleskop Radio di Sisi Terjauh Bulan
"Hasil ini menimbulkan tantangan besar untuk model terakhir. Ledakannya terlalu sering dan—mengingat bahwa episode ini saja berjumlah 3,8 persen dari energi yang tersedia dari magnetar— itu menambah terlalu banyak energi untuk model kedua untuk bekerja," kata Zhang.
Dari pengamatan yang dilakukan para astronom, diketahui, selama fase paling aktifnya, FRB 121102 mencakup 122 ledakan yang diukur dalam periode satu jam. "Tingkat pengulangan tertinggi yang pernah diamati untuk setiap FRB," kata Pei Wang, salah satu penulis utama artikel dari National Astronomical Observatories of the Chinese Academy of Sciences.
Para peneliti berharap bahwa FAST akan terus menyelidiki secara sistematis sejumlah besar FRB berulang di masa depan. "Sebagai antena terbesar di dunia, sensitivitas FAST terbukti kondusif untuk mengungkap seluk-beluk transien kosmik, termasuk FRB," kata Di Li, peneliti utama studi dari NAOC.