Lempeng Batu Berusia 4.000 Tahun Ini Diperkirakan Peta Tertua di Eropa

By Sysilia Tanhati, Senin, 18 Oktober 2021 | 14:00 WIB
Lempengan batu dari Zaman Perunggu ini menunjukkan penandaan sungai, bukit, dan permukiman ()

Pada tahun 2017, sekelompok peneliti di Eropa mulai menganalisis ukiran pada lempengan menggunakan survei 3D resolusi tinggi dan fotogrametri. Ini merupakan sebuah proses menganalisis objek melalui pengambilan foto detail.

Mereka menemukan bahwa lempengan itu memiliki semua tanda yang ada pada peta, seperti kontur yang disatukan oleh garis. Peta ini juga memiliki garis mewakili jaringan sungai dan pembuatnya tampaknya sengaja menggunakan bentuk 3D untuk mewakili lembah.

Ukiran pada lempengan kemudian dibandingkan dengan elemen lanskap Prancis. Kemudian diambil kesimpulan bahwa lempengan itu mewakili area di sepanjang Sungai Odet di Prancis barat.

Baca Juga: Temuan Peta dalam Peti Mati Mesir 4.000 Tahun Ungkap Jalan ke Akhirat

Paul du Chatellier (1833-1911) melukis peta yang terdapat dalam The Saint-Bélec Slab. (Wikimedia Commons)

Geo-lokasi mengungkapkan wilayah yang diwakili pada lempengan itu memiliki akurasi 80% ke area sekitar bentangan sungai sepanjang 18 mil.

Selain sungai dan bukit, terdapat bidang yang mungkin mewakili lokasi pemukiman, bukit dan sistem di lapangan, papar Peter Dockrill dari laman Science Alert. Penandaan tersebut dapat dikaitkan dengan pengaturan penggunaan dan kepemilikan lahan.

Ini mungkin peta tertua dari suatu wilayah yang telah diidentifikasi di Eropa, menurut penulis studi Clément Nicolas dari Universitas Bournemouth.

Ada beberapa peta yang diukir di batu di seluruh dunia. Umumnya, itu hanya interpretasi. Tapi ini adalah pertama kalinya sebuah peta menggambarkan suatu area pada skala tertentu.

Baca Juga: Analisis Para Ilmuwan: Peta Vinland Abad Ke-15 Itu Adalah Palsu