Harapan untuk Pariwisata Indonesia

By , Selasa, 28 Oktober 2014 | 14:47 WIB

Pemerintahan baru telah memosisikan pariwisata sebagai sektor jasa yang didorong agar tumbuh tinggi.

Pengamat pariwisata Ida Bagus Surakusuma menegaskan, Arief Yahya yang memperoleh amanat sebagai Menteri Pariwisata Kabinet Kerja 2014-2019 harus mendapat dukungan semua pihak agar mampu mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia.

Menteri Pariwisata yang baru itu harus mampu meningkatkan kinerja, karena menambah kunjungan wisatawan dari 10 juta menjadi 20 juta dalam lima tahun atau dalam setahunnya meningkat rata-rata 20 persen itu tidak mudah.

Kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Senin (27/10) lalu Arief mengatakan, "Harus ditingkatkan kunjungan ke Indonesia. Untuk tahap pertama sebanyak 10 juta wisatawan," kata Arief kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Senin (27/10).

Menteri Pariwisata pula mengatakan, pariwisata Indonesia harus mampu sejajar bahkan menyaingi Thailand dan Malaysia.

Berikut ini arah program Kementerian Pariwisata di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Wisata bahari

Arief menegaskan salah satu upaya untuk mendatangkan 10 juta wisatawan ke Indonesia adalah melalui pengelolaan wisata terutama wisata bahari—yang masih kurang hingga saat ini.

"Sektor bahari belum dieksplorasi pariwisatanya. Padahal kita kaya sektor baharinya. Sekarang jarang, malah orang asing yang mengekplorasi bahkan ekploitasi wisata bahari," paparnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya dan mantan Menparekraf Mari Elka Pangestu pada acara Sertijab Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Kabinet Indonesia Bersatu II kepada Menteri Pariwisata Kabinet Kerja di Jakarta, Selasa (28/10/2014). (Ni Luh Made Pertiwi F/Kompas.com)

Prioritas dan ranking

Arief Yahya menuturkan pula, dalam pengembangan pariwisata Indonesia perlu ditetapkan prioritas destinasi yang ingin dipromosikan. "Harus ada top priority, kalau mau inginkan semua, kita bisa kehilangan semuanya," ungkap Arief, Selasa (28/10).

"Jadi harus ada top destination, misalnya 10 top destination atau 20 top destination. Bagaimana cara menetapkannya, bisa kita perdebatkan," ungkap Arief.

Menurut Arief, penetapan destinasi-destinasi tersebut bisa melalui skor yang dikeluarkan World Economic Forum yaitu The Global Competitiveness Index (GCI). Indonesia memiliki skor 4 dari skala 1-7. "Misalnya Bali itu skornya berapa, itu bisa jadi portofolio bisnisnya," kata Arief. Dengan menggunakan skor ini, lanjut Arief, bisa terlihat ranking suatu daerah di dunia.