Mereka mengamati dengan sampel beberapa orang di seluruh dunia yang dinilai memiliki kemungkinan untuk kebal terhadap virus SARS-CoV-2. Cara ini diharapkan gen kita bisa menjadi kunci potensial kita untuk meredakan pagebluk COVID-19.
"Pemahaman kita tentang patofisiologi COVID-19 yang mengancam jiwa telah berkembang pesat sejak penyakit ini pertama kali diperkenalkan pada Desember 2019," terang para peneliti yang dipimpin Evangelos Andreakos dari Biomedical Research Foundation of the Academy of Athens, Yunani.
"Tapi kita masih tahu sedikit tentang dasar genetik dan imunologis manusia tentang resistensi bawaan terhadap SARS-CoV-2," sambung mereka dalam makalah.
Secara mendasar mungkin para peneliti tidak memiliki informasi yang banyak terkait resistensi bawaan dalam genetika kita.
Baca Juga: Terkesan Remeh, Cuci Tangan Cegah Penularan Covid-19 hingga Penyakit Mematikan Pada Anak
Meski demikian, mereka berpendapat bukan berarti tidak ada, sebab dalam beberapa kasus di seluruh rumah tangga yang terinfeksi, hanya beberapa orang yang bisa terhindar. Sementara ada juga yang melaporkan tentang adanya beberapa orang yang terhindar dari COVID-19, meski sudah di lini penularan berkali-kali.
Perbedaan penularan itu juga dilaporkan dalam penelitian tahun 2020 di MedRxiv berjudul Relationship between the ABO Blood Group and the COVID-19 Susceptibility.
Para peneliti yang dipimpin Jiao Zhao dari The Southern University of Science and Technology, Shenzhen, Tiongkok, mengungkap bahwa golongan darah O menunjukkan lebih sedikit resisten terhadap infeksi kronis SARS-CoV-2, dari lainnya. Sementara yang paling rentan terpapar adalah golongan darah A.
Baca Juga: Wabah Virus Corona Sempat Merebak di Asia Timur 20.000 Tahun Lalu