Nationalgeographic.co.id - Selama ini glaukoma diketahui tidak dapat disembuhkan dan dapat memicu kebutaan permanen. Pengobatan yang ada hanya dapat mengontrol glaukoma, termasuk obat-obatan dan operasi. Namun, pengobatan tersebut tidak dapat menyembuhkan glaukoma, tapi hanya membuatnya tidak semakin buruk dan menjadi buta permanen.
Sekarang, sebuah studi baru yang terbit di jurnal bergengsi Nature Communication melaporkan pengobatan baru untuk glaukoma. Laporan penelitian dengan judul "Cellular crosstalk regulates the aqueous humor outflow pathway and provides new targets for glaucoma therapies" telah memberi harapan baru untuk pengobatan glaukoma yang selama ini tidak dapat disembuhkan.
Studi baru pada tikus dari Northwestern University itu telah mengidentifikasi target pengobatan baru termasuk mencegah bentuk glaukoma pediatrik yang parah. Penelitian teresebut juga mengungkap kemungkinan kelas terapi baru untuk bentuk glaukoma yang paling umum pada orang dewasa.
Pada orang dengan glaukoma tekanan tinggi, cairan di mata tidak mengalir dengan baik dan membangun tekanan pada saraf optik, yang menyebabkan kehilangan penglihatan. Ini memengaruhi 60 juta orang di seluruh dunia dan merupakan penyebab paling umum kebutaan pada orang di atas 60 tahun.
Baca Juga: Ilmuwan Mengidentifikasi Penyebab Kanker Mata yang Mematikan
Meskipun ada beberapa perawatan yang tersedia untuk glaukoma sudut terbuka, bentuk glaukoma yang paling umum pada orang dewasa (tetes mata, pengobatan oral, perawatan laser), tidak ada yang dapat menyembuhkan glaukoma. Glaukoma sudut terbuka biasanya disebut sebagai glaukoma kronis. Jenis glaukoma ini adalah yang paling sering menyebabkan kebutaan.
Sementara, bentuk glaukoma parah pada anak-anak antara lahir dan berusia tiga tahun yang dikenal sebagai glaukoma kongenital primer hanya dapat diobati dengan pembedahan.
"Meskipun glaukoma kongenital primer jauh lebih jarang daripada glaukoma sudut terbuka, itu menghancurkan bagi anak-anak," kata anggota peneliti, Dr. Susan Quaggin kepada Nortwestern Now. Quaggin adalah kepala nefrologi dan hipertensi di Departemen Kedokteran di Fakultas Kedokteran di Northwestern University Feinberg School of Medicine.
"Perawatan baru dan kelas perawatan baru sangat dibutuhkan untuk memperlambat kehilangan penglihatan dalam kedua bentuk," Quaggin menambahkan.
Pada penelitian ini, tim peneliti menggunakan pengeditan gen, mereka mengembangkan model baru glaukoma pada tikus yang menyerupai glaukoma kongenital primer. Dengan menyuntikkan pengobatan protein baru, tahan lama dan tidak beracun (Hepta-ANGPT1) ke tikus, para ilmuwan mampu menggantikan fungsi gen yang, ketika bermutasi, menyebabkan glaukoma.
Baca Juga: Optogenetik: Terapi Mata Ini Mampu Memulihkan Penglihatan Orang Buta