DNA yang Kusut dapat Menciptakan Hotspot Mutasi Gen Pada Bakteri

By Wawan Setiawan, Selasa, 26 Oktober 2021 | 11:00 WIB
Hotspot evolusi disebabkan oleh kusut dalam DNA yang dapat mengganggu mesin replikasi DNA, mengakibatkan mutasi. (Cooperr)

Melansir Tech Explorist, Dr Tiffany Taylor, dari Milner Center for Evolution, mengatakan, "DNA biasanya membentuk struktur heliks ganda, tetapi ketika DNA disalin, untaiannya terpisah sebentar. Kami telah menemukan ada titik-titik panas dalam DNA di mana urutannya menyebabkan untaian DNA yang terpisah terpelintir kembali ke diri mereka sendiri – seperti ketika Anda menarik untaian tali – ini menghasilkan kusut.”

Ia menambahkan dalam penjelasannya, "Ketika enzim DNA polimerase berjalan di sepanjang untai untuk menyalin gen, ia menabrak kekusutan itu dan dapat melompat, menyebabkan mutasi. Eksperimen kami menunjukkan bahwa kami mampu membuat atau menghapus hotspot mutasional dalam genom dengan mengubah urutan untuk menyebabkan atau mencegah kusutnya jepit rambut ini. Meskipun seleksi alam masih merupakan faktor terpenting dalam evolusi, ada faktor lain yang juga berperan.”

Baca Juga: Analisis DNA Raksasa Segorbe Singkap Genosida Etnis Muslim di Spanyol

Gambar yang ditunjukkan di atas: loop DNA membantu menjaga wilayah lokal genom tetap bersama. (M. Imakaev/G. Fudenberg/N. Naumova/J. Dekker/L. Mirny)

Titik panas mutasi telah ditemukan dalam sel kanker, dan para peneliti berencana untuk mencarinya di berbagai spesies bakteri, termasuk patogen penting.

"Jika kita tahu di mana titik potensial mutasi pada bakteri atau virus, mungkin membantu kita untuk memprediksi bagaimana mikroba ini bisa bermutasi di bawah tekanan selektif." kata Taylor.

Informasi ini dapat membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana bakteri dan virus berevolusi, yang dapat membantu juga dalam mengembangkan vaksin terhadap varian penyakit baru. Ini juga dapat mempermudah untuk memprediksi bagaimana mikroba dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik.

"Seperti banyak penemuan menarik, ini ditemukan secara tidak sengaja. Mutasi yang kami lihat disebut diam karena tidak mengubah hasil urutan protein, jadi awalnya kami tidak menganggapnya penting. Namun temuan kami secara fundamental menantang pemahaman kami tentang peran yang dimainkan mutasi diam dalam adaptasi.” kata Dr James Horton, yang baru saja menyelesaikan PhD-nya di Milner Center for Evolution.

Baca Juga: Keunikan DNA Manusia Modern yang Diwarisi oleh Nenek Moyang Mereka