Rumah Sakit Ini Bertekad Perlakukan Jenazah Sesuai Martabat Tertingginya

By , Minggu, 4 Januari 2015 | 11:25 WIB

Melihat situasi seperti itu, saya panggil lagi kepala devisi, begini aja deh, kami siapkan siaga satu mau di pakai atau tidak di pakai kami tetap siaga satu. Siapkan saja," ucapnya menambahkan.

Peti jenazah yang disiapkan untuk mengangkut jasad korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 di Rumah Sakit Sultan Imanudin, Pangkalan Bun. (Efan Ekananda/National Geographic Indonesia)

Selain itu, pada hari yang sama tersebut dirinya juga dihubungi salah satu dari pihak Polda Kalteng, meminjam ruangan di rumah sakit. Dirinya juga dimintai pertolongan menyiapkan segala fasilitas.

Rumah sakit itu, lanjut dia, memiliki tiga orang petugas kamar jenazah. Ditambah lagi, masing-masing kepala devisi, dan ruangan telah menyumbangkan anggotanya.

Sehingga terkumpul sebanyak 40 unit dari masing-masing bidang untuk memperkuat kamar jenazah. Makanya yang berjaga di kamar jenazah itu bukan petugas kamar jenazah, tetapi adalah para perawat rumah sakit.

"Kami punya standar di sini, kalau dua kali jaga malam biasanya kami ada libur ekrta dua hari. Dengan situasi seperti ini libur ekstra kami hilangkan, yang ada ibur siaga semuanya siap dipanggil kapan saja," usai putra asal Sulawesi Selatan itu.

Sedikitnya, sudah 30 jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang telah diproses tangani di RSUD Sultan Imanuddin. Puluhan jenazah yang sudah dibawa secara terpisah ke Surabaya tersebut, sebelumnya telah dilakukan proses pembusukan hingga pemetian di tempat itu.