10 Destinasi Terbaik Dunia

By , Senin, 19 Januari 2015 | 16:10 WIB
Pemandangan dari atas (Thinkstockphoto)

Walau krisis Eropa menyebabkan riak-riak ketidakpuasan, pasar dengan buah-buahan ranum dan gentong-gentong berisi keju feta yang menjadi simbol kota ini tetap kentara. Terselip di antara peninggalan-peninggalan Kerajaan Byzantium dan Ottoman, galeri-galeri seni, klub malam bergaya bohemia, dan tempat kuliner terkenal.

"Kami memiliki semangat, optimisme, dan energi positif untuk menjalani gaya hidup baru tanpa melupakan peninggalan dan warisan leluhur kami," ucap Vicky Papadimitiou, lulusan universitas yang membantuk Thessaloniki mendapatkan status resmi sebagai European Youth Capital 2014.

Cara terbaik menyatu dengan tempat ini adalah berjalan kaki menyusuri reruntuhan Ano Poli ke alun-alun Aristoteles Square, menyantap cumi bakar dan menyesap anggur Makedonia.

!break!

Kyoto: Meditasi Serta Modernisme JepangSalah satu puisi Jepang, Haiku paling terkenal berbunyi: "di atas sebuah lonceng kuil berbobot satu ton, seekor ngengat bulan tertidur, diam tak bergerak." Jika Jepang diibaratkan sebagai lonceng kuil, Kyoto adalah sang ngengat bulan—damai dan misterius.

Kota ini dibanjiri hotel mewah, tetapi keanggunan bekas ibukota Jepang ini masih kental terasa, saat Anda berjalan menyusuri tepi Sungai Kamo, atau sisi kanal Philosopher Path di kawasan Higashiyama.

Sungai Kamo (Thinkstockphoto)

Terpukau oleh kekayaaan bangunan bersejarahnya, wisatawan terkadang melewatkan sisi modern Kyoto. Permukiman Shigemori Residence menampilkan kebun zen rancangan arsitek lanskap pertengahan abad 20, Mirei Shigemori. Sekitar 48 kilometer ke timur, terdapat Miho Institute of Aesthetic dengan perancang I.M. Pei. Kapel berbentuk air mata ini merefleksikan energi baru dan modern Kyoto.

!break!

Bagan: Kebangkitan Spiritual Burma

Negara di persimpangan India dan Cina yang kaya budaya dan dahulu terisolasi ini mampu memikat para pejalan paling aktif, yang telah berkunjung ke berbagai belahan dunia mana pun.

Di Burma, reformasi pemerintahan terjadi pada 2010 dan Aung San Suu Kyi, penerima Nobel Perdamaian yang terpilih sebagai anggota parlemen telah membawa negeri ini ke panggung dunia.

Terkungkung puluhan tahun membuat budaya Burma yang kaya ajaran dan filosofi Buddha tetap lestari, khususnya di luar kota Rangoon dan Mandalay di mana rutinitas kehidupan sehari-hari belum tersentuh pengaruh Barat.

Kata-kata Rudyard Kipling dalam tulisannya Letters From the East masih menyisakan kebenaran: "Inilah Burma, tetap memiliki keunikan dibandingkan negara mana pun yang Anda tahu."

Bagan adalah dataran tandus penuh pagoda di sepanjang Sungai Ayeyarwady yang terletak di Upper Burma, di mana raja Buddha Burma pertama, para punggawa dan pengikutnya membangun ribuan monumen religi pada abad ke-11 hingga 13.