30 Desember 2014
Puing atau bagian pesawat yang pertama diangkat adalah emergency exit door pada 30 Desember 2014. TNI AL dengan armada KRI Bung Tomo-357 mengangkat serpihan badan pesawat milik QZ8501 tersebut.
Serpihan pesawat tersebut pertama kali ditemukan oleh TNI AU yang berdasar arahan Basarnas menyisir area pencarian dengan menggunakan pesawat CN 295 dan C-130 Hercules.
Kru pesawat melihat serpihan-serpihan dan sesosok tubuh terapung di perairan yang berdekatan dengan temuan sebelumnya.
Serpihan-serpihan pertama yang diangkat antara lain aspirator assembly/slide craft (perangkat yang berguna untuk mengembangkan seluncur karet), dan beberapa barang pribadi seperti koper milik penumpang.
10 Januari 2015
Tim penyelam gabungan TNI Angkatan Laut berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501, Sabtu (10/1).
12 Januari 2015
Flight data recorder (FDR) yang merupakan bagian dari black box (kotak hitam) pesawat berhasil diangkat.
13 Januari 2015
Cockpit voice recorder (CVR) ditemukan sehari setelahnya. Tim KNKT mengonfirmasi penemuan CVR oleh KRI Banda Aceh milik TNI AL.
14 Januari 2015
Bagian terbesar yang merupakan fuselage (badan) pesawat ditemukan di dasar laut oleh Angkatan Laut Singapura.
Hingga saat ini, fuselage pesawat belum berhasil diangkat karena arus dasar laut yang kuat. Jumlah jenazah yang berhasil diangkat hingga Senin (26/1) adalah 69 jenazah dari total 155 penumpang dan 7 kru.
"Update" terakhir
Penyebab kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 sendiri belum bisa diketahui hingga penyelidikan kotak hitam oleh KNKT selesai. Pemindahan pesawat AirAsia QZ8501 dan pencarian korban pun sampai saat ini belum selesai dilakukan oleh Basarnas.