Ratu Victoria dari Inggris Pelopor Kue Pengantin Bertingkat Abad Ke-19

By Sysilia Tanhati, Jumat, 5 November 2021 | 12:00 WIB
Kue tar untuk pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Albert. Ratu Victoria dari Inggris menciptakan tren kue pernikahan pada abad ke-19. Ia menyajikan kue prem bertingkat tiga dengan tinggi 40 sentimeter. (Public Domain)

Ini terbukti dari kue pengantin Ratu Victoria yang masih tersimpan hingga kini. Setiap tamu diberi seiris kue pengantin dan potongan kue tersebut menjadi koleksi berharga. Dua potong kue Ratu Victoria menjadi koleksi Royal Trust, sementara yang lain mungkin dijual di lelang seharga ribuan dolar. Sepotong kue yang masih utuh dari tahun 1840 lengkap dengan kotak elegan dijual pada tahun 2016 seharga £1.500.

Di Inggris, salah satu lapisan kue disimpan untuk acara pembaptisan anak pertama mereka kelak. Ada juga yang menyimpannya untuk perayaan hari ulang tahun pertama pernikahan.

Mungkin warisan kue pengantin Ratu Victoria yang paling bertahan lama adalah penggunaan lapisan gula putih murni untuk menutupi seluruh kue. Gula putih halus, yang digunakan untuk menciptakan tampilan ikonik, sangat mahal pada tahun 1840-an. Kue itu menimbulkan sensasi, detil tentang kue pun menyebar ke penjuru London. Surat kabar menerbitkan gambar kue pengantin Ratu Victoria dan setiap kue pengantin kerajaan setelahnya. Ini memberikan gambaran sekilas bagi rakyat soal acara pernikahan keluarga kerajaan.

Baca Juga: Riwayat Perayaan Kue Bulan: Dari Dewi Chang'e Sampai Gus Dur

Victoria adalah Ratu dari Britania Raya dan Irlandia sejak 20 Juni 1837, dan Maharani India sejak 1 Januari 1877, hingga wafatnya pada 1901. (Wikimedia Commons)

Namun, pada akhir abad ke-19, berkat turunnya harga gula, kue bertingkat dengan lapisan gula mulai diikuti oleh banyak kalangan. Ini menjadi favorit warga kelas menengah yang ingin meniru kemegahan kerajaan dalam skala yang lebih rendah.

Meski boleh ditiru, tidak ada yang boleh menandingi tingginya kue anggota kerajaan. Ini menunjukkan otoritas dan prestise. Koki kerajaan menetapkan standar baru ketika anak tertua Ratu Victoria, Putri Victoria, menikah dengan Pangeran Frederick William dari Prusia pada tahun 1858. Mereka menciptakan kue bertingkat tiga kolom yang tingginya lebih dari enam kaki. Ketika Pangeran George (kemudian Raja George V) menikah pada tahun 1893, kue pengantinnya juga menampilkan kolom. Selain itu juga didukung tiga tingkatan dan mencapai ketinggian tujuh kaki. Tidak mau kalah, Lady Elizabeth (pengantin Raja George VI masa depan) memiliki kue bertingkat sembilan setinggi 10 kaki.

Kue terus menjadi bagian populer dari acara pernikahan kerajaan dan trennya menyebar ke berbagai kalangan masyarakat. Ini menjadikannya lebih dari sekadar penyangga sentral dalam perayaan dramatis monarki dan kekuasaan negara.

Baca Juga: Leonarda Cianciulli, Pembunuh yang Gunakan Darah Korbannya untuk Membuat Kue