Menurut peneliti, inti tanager diperkirakan berkembang biak di hutan gugur di hutan Bolivia selama musim hujan yang berlangsung dari November hingga Maret. Burung ini kemudian menghabiskan musim kemarau tersebar di sepanjang lereng bawah Andes sejauh barat Manu di Peru, situs asli penemuan, menempati habitat yang didominasi pohon bambu. Burung ini tampaknya menyukai habitat yang didominasi bambu di kedua musim.
Inti tanager jantan adalah burung kicau kuning dengan garis hitam kontras di kepala mereka. Mereka juga memiliki paruh berwarna salmon-jambon dan jambul lebat.
Sedangkan Inti betina, berwarna mayoritas kuning dengan oranye terang atau merah muda pada paruh mereka tetapi tidak memiliki dahi dan jambul hitam.
"Bahwa burung kuning cerah yang unik ini mungkin tidak diperhatikan oleh ahli ornitologi sampai saat ini membuktikan keterpencilan daerah tempat tinggalnya dan pentingnya survei biologis lanjutan di Amerika Selatan," para peneliti menyimpulkan.