November Ini NASA Akan Meluncurkan Misi Pertahanan Melawan Asteroid

By Utomo Priyambodo, Minggu, 7 November 2021 | 16:00 WIB
Pesawat luar angkasa untuk misi DART. (NASA/Johns Hopkins APL/Ed Whitman)

Nationalgeographic.co.id—NASA telah meluncurkan banyak pesawat luar angkasa ke tata surya. Bahkan tak terhitung jumlahnya.

Namun misi baru yang akan mereka luncurkan pada akhir November ini adalah sebuah misi yang berbeda. Dalam misi baru ini, mereka hendak menabrakkan pesawat luar angkasa ke asteroid kecil untuk sedikit mempercepat orbit asteroid tersebut.

Misi yang dikenal sebagai Double Asteroid Redirection Test (DART) itu adalah terobosan pertama NASA dalam bidang pertahanan planet aktif. Bidang ini berusaha mendeteksi asteroid besar yang berpotensi bertabrakan dengan Bumi, mengevaluasi risiko yang ditimbulkan batuan ini dan, jika perlu, berupaya mencegah bencana.

"Jika ada asteroid yang menjadi ancaman bagi Bumi, Anda pasti ingin melakukan teknik ini bertahun-tahun sebelumnya, beberapa dekade sebelumnya," ujar Nancy Chabot, seorang ilmuwan planet dan kepala koordinasi DART di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory di Maryland, dalam konferensi pers sebelum peluncuran misi tersebut, sebagaimana dilansir Space.com. "Anda hanya akan memberikan dorongan kecil pada asteroid ini, yang akan menambah perubahan besar pada posisinya di masa depan, dan kemudian asteroid dan Bumi tidak akan berada di jalur tabrakan."

Baca Juga: Tiongkok Akan Luncurkan Roket untuk Selamatkan Bumi dari 'Armageddon'

Wajar para ilmuwan khawatir terhadap keberadaan asteroid, mengingat dulu seluruh dinosaurus dan banyak spesies lainnya di Bumi musnah sekitar 66 juta tahun lalu akibat tabrakan asteroid ke Bumi. Jadi, jelas bahwa kemusnahan banyak makhluk hidup akibat tabrakan asteroid ke Bumi adalah jenis dampak bencana yang coba dihindari oleh para ahli pertahanan planet.

Pertahanan planet datang dalam dua fase. Yang pertama membutuhkan pencarian di langit sebanyak mungkin asteroid di luar angkasa, kemudian melacak asteroid-asteroid cukup dekat sehingga para ilmuwan dapat memodelkan lintasan dan membandingkannya dengan orbit Bumi jauh ke masa depan.

Hingga saat ini, penghitungan NASA menunjukkan bahwa para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 27.000 asteroid dekat Bumi. Dari 27.000 asteroid itu, hampir 10.000 di antaranya berukuran lebih besar dari 140 meter. Ini adalah ukuran yang membuat para ahli khawatir bahwa batuan luar angkasa itu dapat menyebabkan kerusakan regional yang besar.

Saat ini, para ahli pertahanan planet mengetahui tidak ada asteroid yang cukup besar di jalur untuk menabrak Bumi. Namun jika mereka mengidentifikasi satu, fase kedua pertahanan planet perlu dimulai, yakni mencoba melakukan sesuatu untuk mencegah manusia bernasib sama seperti dinosaurus.

Baca Juga: Melihat Peta 190 Kawah di Bumi Bekas Hantaman Meteor dan Asteroid

Para ahli pertahanan planet telah mengevaluasi beberapa teknik berbeda untuk memindahkan asteroid dari jalur tabrakan dengan Bumi. Dan DART dirancang untuk menguji teknik yang disebut sebagai penabrak kinetik. Itu hanya nama yang bagus untuk menabrakkan massa yang cukup besar dengan kecepatan yang cukup tinggi untuk mendorong asteroid keluar dari lintasan berbahaya.

Rencananya, DART akan diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base di California. Jendela peluncuran misi bernilai Rp4,7 miliar itu akan dibuka pada hari Rabu, 24 November 2021, pukul 12.20 WIB. Peluncuran ini kemungkinan akan berlanjut hingga Februari 2022.

Pada musim gugur mendatang, DART akan tiba di sistem asteroid dekat Bumi yang terdiri dari Didymos, dengan lebar 780 meter, dan bulan yang jauh lebih kecil. Bulan kecil itu, yang secara resmi dijuluki Dimorphos, lebarnya hanya 160 meter, tetapi lebih besar dari tinggi gedung One World Trade Center.

Dan Dimorphos adalah target nyata DART. DART akan melemparkan dirinya sendiri ke Dimorphos. Para ilmuwan telah menghitung, manuver tersebut akan mempercepat orbit bulan itu hampir 12 jam setidaknya 73 detik, dan mungkin lebih dari 10 menit.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Saat Asteroid Pemusnah Dinosaurus Menabrak Bumi?

Sebuah satelit yang terbang dengan DART akan memantau tabrakan fatal pesawat luar angkasa untuk mengirimkan datanya kepada tim peneliti misi di Bumi. Teleskop berbasis darat juga akan membantu mengamati dampak dan bagaimana pengaruhnya terhadap orbit Dimorphos di sekitar Didymos. Dan, beberapa tahun dari sekarang, Badan Antariksa Eropa (ESA) berencana meluncurkan wahana yang disebut Hera untuk menilai dampak tabrakan tersebut dari dekat.

Tim misi berharap DART akan memberi para ilmuwan data nyata pertama mereka tentang bagaimana pendekatan penabrak kinetik untuk pertahanan planet dapat bekerja di dunia nyata, tidak hanya dalam model.