Sajadah dari Timor

By , Jumat, 27 Maret 2015 | 15:30 WIB

“Silakan datang ke rumah sekaligus workshop-nya di belakang masjid Pasar Lama Atambua,” ujar Onah Matutina (65). Mama Onah, demikian sapaan akrabnya, merupakan seorang wanita kreatif yang dapat memanfaatkan pelbagai peluang pemanfaatan bahan makanan dan kerajinan di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

Mama Onah merintis usaha industri rumahan kreatif sejak 1980-an. Sudah banyak karya hasil tangan dinginnya yang membawa nama Atambua berkibar di kancah propinsi dan nasional. Di sanggarnya, ia memajang karya dan olahannya: tenun, kerajinan tenun, abon ikan, dan aneka kudapan dalam kemasan lainnya.

Berawal dari hobi memasak, menjahit, dan berkreasi aneka kerajinan, Mama Onah mengembangkan kegiatan yang mampu membantu masyarakat sekitar untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Mama Onah memulai usaha industri kreatifnya sejak masih muda. Awalnya ia membuat tas lurik, tas tali kus, kerajinan manik-manik, kerajinan daur ulang dari kemasan plastik bekas. Akhir-akhir ini ia mengembangkan sajadah kain tenun.

Talentanya mengolah pelbagai kerajinan membuatnya mampu bergiat kreatif, ia mengajak beberapa ibu rumah tangga di sekitarnya untuk berpartisipasi dan turut mengembangkan usaha. “Saya ingin mama-mama semua dapat memiliki keterampilan, apalagi mereka dekat dengan tradisi menenun. Sayang jika tenun hilang,” ujar Mama Onah.

Dia tengah membina anak didiknya yang saat ini sudah mencapai 18 orang. Salah satu anak didik kesayangannya adalah Berta Marsal, seorang remaja difabel, namun pandai menenun.