Apakah MH17 Jatuh Karena Ditembak dengan Rudal BUK?

By , Jumat, 17 April 2015 | 06:00 WIB

Tak lama kemudian para penyelidik dari Belanda ditarik pulang. Otoritas Belanda mempertimbangkan kondisi medan perang yang terlalu berbahaya untuk mengumpulkan bukti-bukti. Meskipun Belanda diminta untuk mengambil alih penyelidikan dari Ukraina. 

Seorang pria berpakaian militer berada di dekat puing pesawat Malaysia Airlines nomor MH17 yang jatuh di timur Ukraina, Kamis (17/8/2014). (AP Photo via Kompas.com)
!break!

Awalnya Belanda melihatnya sebagai sesuatu yang logis dan langkah yang harus diambil. 

Deretan peti mati diterbangkan dan dibawa dengan kereta jenazah ke barak tentara, negara kecil kami berlinang airmata. 

Tampaknya seperti semua orang mengenal penumpang yang terbang dengan MH17. 

Belanda tidak mengharapkan apa pun selain hasil yang cepat dari penyelidikan mereka. 

Tetapi tangan penyelidik terikat oleh komitmen dengan Ukraina -meskipun tentaranya tidak menjadi tersangka dalam peristiwa itu- dan dengan pernyataan penolakan resmi untuk berunding dari pemberontak. 

Penundaan dalam mengumpulkan puing dan bagian tubuh yang masih di lokasi menyebabkan kemarahan dan frustrasi. 

Pada September 2014, laporan awal mengindikasikan MH17 jatuh akibat terkena sejumlah benda besar dengan kecepatan tinggi; tidak ada bukti kesalahan manusia atau teknis. Kesimpulan itu dikritik terlalu singkat, dan terlambat. 

Secara pribadi, saya melihat laporan itu sebagai petunjuk bahwa objek tersebut kemungkinan masih berada di antara reruntuhan. 

Tetapi tiga bulan setelah kecelakaan, tidak ada seorang pun mengumpulkan benda yang mungkin dapat menjadi bukti. 

Tidak ada penyelidik. Tidak ada garis polisi. 

Sistem rudal BUK yang ditengarai menjatuhkan pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah udara Ukraina. (Yuriy Lapitskiy via Wikimedia Commons)
!break!

Awal November, pada kunjungan ketiga saya ke zona MH17, saya mengambil keputusan untuk mencari benda yang mungkin bukan milik Boeing atau kargo.