Tujuh Fakta Sejarah Kebudayaan Mesir Kuno yang Belum Anda Ketahui

By National Geographic Indonesia, Senin, 4 Mei 2015 | 12:40 WIB
Lukisan Ratu Mesir memainkan Senet, salah satu 'game board' populer di zaman Mesir (Gianni Dagli Orti/Corbis)

[1] Cleopatra bukan keturunan Mesir

Mendengar Cleopatra, kita akan otomatis mengasosiasikannya dengan keelokannya sehingga dinobatkan sebagai Ratu tercantik di Kerajaan Mesir Kuno. Meski lahir di Alexandria, ia merupakan keturunan Yunani Makedonia, tepatnya keturunan Ptomely I, salah satu letnan dari Raja Alexander The Great, yang memimpin kerajaan Mesir dari abad 323 hingga 30 Sebelum Masehi.

[2] Rakyat Mesir Kuno mencintai permainan papan

Di malam hari usai bekerja seharian penuh, pekerja Mesir kerap bermain board games sambil bersantai bersama rekan mereka. Permainan yang bisa dimainkan di atas papan dengan 30 kotak itu berupa permainan yang dinamakan “Mehen”, “Dogs and Jackals”, dan “Senet”. Cara bermainnya sederhana, layaknya bermain ular tangga dengan melempar dadu secara bergiliran. Menurut penelitian, mereka sudah melakukan kegiatan ini sejak 3500 SM, didukung oleh adanya penemuan papan permainan Senet di makam para Firaun yang memerintah di Dinasti ke-18, yakni sekitar 1333 hingga 1324 SM.

 

Baca Juga: Pertama Kalinya di Dunia, Mumi Mesir Ditemukan dalam Kondisi Hamil

Wanita Mesir adalah kaum yang merdeka berekspresi. Anggapan bahwa wanita Mesir seringkali dilecehkan, diremehkan, bahkan tidak dianggap keberadaannya di Mesir, ternyata tidak benar. (Thinkstock)

[3] Wanita Mesir Kuno berhak atas banyak hal dan kebebasannya beragam

Anggapan bahwa wanita Mesir seringkali dilecehkan, diremehkan, bahkan tidak dianggap keberadaannya di Mesir sana ternyata tidak benar.

Para wanita di Mesir memiliki hak kesepakatan yang legal dan mampu memiliki hak finansial secara mandiri, itu berarti mereka dapat menjual atau membeli bangunan, berperan sebagai juri/hakim, dan terkadang juga dapat terlibat dalam suatu perjanjian kontrak. Wanita Mesir yang pekerjaannya dilakukan di luar rumah mendapat upah yang setara dengan yang diterima pria pada masa itu. Wanita di Mesir juga berhak menceraikan suaminya, bukan selamanya terikat dengan suami seperti yang terjadi pada wanita Yunani.

[4] Para Firaun (pemimpin Mesir) bertubuh gemuk dan menderita diabetes

Meski kita seringkali melihat patung orang Mesir yang digambarkan bertubuh kekar, nyatanya itu tidak terjadi di kenyataannya dahulu. Setelah para ilmuwan meneliti tubuh dari mumi-mumi Firaun Mesir, ternyata ditemukan bahwa dulunya berat badan mereka seringkali berlebih dan tidak sehat. Bahkan diduga menderita diabetes akibat konsumsi bir, wine, roti dan madu yang tinggi kadar gulanya.