Tujuh Fakta Sejarah Kebudayaan Mesir Kuno yang Belum Anda Ketahui

By National Geographic Indonesia, Senin, 4 Mei 2015 | 12:40 WIB
Lukisan Ratu Mesir memainkan Senet, salah satu 'game board' populer di zaman Mesir (Gianni Dagli Orti/Corbis)

[5] Piramida tidak dibangun oleh para budak

Dengan ditemukannya bermacam rangka yang menunjukkan pemiliknya pernah mengalami radangs sendi dan penyakit sejenis, pembangunan piramida-piramida Mesir yang sangat besar dan mengagumkan itu tentu tidak mudah.

Namun demikian, penemuan bukti terbaru menunjukkan bahwa pembangunan piramida Mesir dilakukan oleh para artisan. Jika bukan oleh orang yang ahli dalam hal memahat, graffiti yang menunjukkan kelompok atau tim pemahat bernama lucu seperti “Drunkards of Menkaure” atau “Friends of Khufu” barangkali tidak akan muncul. Budak-budak Mesir dulunya hanya bekerja sebagai pelayan istana.

[6] Aksi mogok kerja pertama kali dilakukan pekerja Mesir kuno

Meski warga mesir kuno seringkali menganggap para Farao sebagai dewa hidup, mereka tidak takut melakukan protes untuk miliki lingkungan kerja yang lebih baik. Dulu pada abad ke-12 SM, saat Farao Ramses III sedang berkuasa, para pekerja melakukan aksi mogok dan melakukan demo untuk meminta upah yang tidak mereka terima saat membangun menara kerajaan di Deir el-Medina. Aksi mogok itu tercatat sebagai aksi mogok pertama dalam sejarah.

 

Baca Juga: Mengungkap Identitas Orang-Orang yang Membangun Piramida Mesir Kuno

Piramida Bent. Piramida yang dibangun untuk Firaun Sneferu, yang dikenal karena bentuknya yang tidak beraturan, dengan akses ke ruang dalam. (Thinkstock)

[7] Pria Mesir Kuno juga bersolek

Kosmetik tidak mengenal perbedaan gender di jaman Mesir kuno. Dengan para wanita yang bersolek demi penampilan, para pria Mesir juga tampil tak kalah memukau dari para wanita. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepercayaan mereka untuk melindungi diri dari Dewa Horus dan Ra, yakni Dewa Matahari dalam mitologi Mesir.

Kosmetik yang digunakan berasal dari bijih besi mineral yang digerus sehingga menjadi bahan yang disebut kohl, yang kerap dibalurkan di atas kelopak mata dan kemudian dihiasi ornamen yang terbuat dari kayu, tulang atau gading. Untuk wanita, mereka menggunakan henna untuk melukis tangan dan kuku-kuku mereka. Tak hanya itu, baik wanita maupun pria juga menggunakan parfum yang terbuat dari minyak dan kayu manis. Selain untuk menarik perhatian dan mempercantik diri, orang Mesir Kuno percaya bahwa kosmetik berfungsi pula sebagai obat penyembuh mujarab.